LAPORAN
PRAKTIKUM
“UJI
ENZIM BROMELIN
dan
ENZIM
PAPAIN”
TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA
Jurusan
Peternakan
Program Studi
Produksi Ternak
Oleh
Lusi Nur Agustin
C31120390
Dosen
Ervan Kustiawan,
SPt. MP
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Enzim merupakan protein yang berfungsi
sebagai biokatalis dalam sel hidup. Kelebihan enzim dibandingkan katalis biasa
adalah dapat meningkatkan produk beribu kali lebih tinggi, bekerja pada pH yang
relatif netral dan suhu yang relatif rendah, dan bersifat spesifik dan selektif
terhadap subtrat tertentu. Enzim telah banyak digunakan dalam bidang industri
pangan, farmasi dan industri kimia lainnya. Dalam bidang pangan misalnya
amilase, glukosa-isomerase, papain, danbromelin. Sedangkan dalam bidang
kesehatan contohnya amilase, lipase, dan protease.
Pada percobaan ini akan digunakan
beberapa yaitu enzim bromelin dan papain. Enzim bromelin adalah enzim yang
secara alami terdapat pada buah, batang nanas, ataupun kulit nanas. Bromelin
termasuk enzim proteolitik yang membantu mencerna protein. Enzim bromelain yang
dapat membantu memperlancar pencernaan dalam lambung akan diuji coba
pengaruhnnya pada daging sapi. Menurut Wikipedia, nanas mengandung proteolytic enzyme bromelain yang
berfungsi mencernakan makanan dan melarutkan protein.
Protein bromelin memiliki potensi yang
sama dengan papain yang ditemukan pada pepaya yang dapat mencerna protein
sebesar 1000 kali beratnya, sehingga nanas bermanfaat sebagai penghancur lemak.
Bromelain dapat membantu melarutkan pembentukan mukus dan juga mempercepat
pembuangan lemak melalui ginjal. Bromelin juga memiliki asam sitrat dan malat
yang penting dan diperlukan untuk memperbaiki proses pembuangan lemak dan
mangan, dan menjadi komponen penting enzim tertentu yang diperlukan dalam
metabolisme protein dan karbohidrat Sedangkan papain merupakan enzim protease
yang terkandung dalam getah pepaya, baik dalam buah, batang dan daunnya. Papain
juga merupakan suatu zat yang mampu memecah protein, khususnya pada daging agar
lebih empuk atau lunak. Sebagai enzim yang berkemampuan memecah molekul
protein, dewasa ini papain menjadi suatu produk yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia, baik di rumah tangga maupun industri.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.
Enzim Bromelin
Bromelin
adalah enzim proteolitik yang ditemukan pada bagian batang dan buah nanas (Ananas
comosus). Enzim ini diproduksi sebagai hasil sampingan dari pabrik jus nanas. Dalam
memproduksi bromelin, beberapa senyawa yang dapat digunakan untuk presipitasi
(pengendapan) enzim ini adalah amonium sulfat dan alkohol. Beberapa
kegunaan dari enzim ini adalah mengurangi rasa sakit dan pembengkakan karena
luka atau operasi,
mengurangi radang sendi, menyembuhkan luka bakar,
meningkatkan fungsi paru-paru pada penderita infeksi saluran
pernapasan, dan lain-lain. Untuk meningkatkan kelancaran pencernaan pada
manusia, umumnya digunakan bromelin berdosis 500 mg dalam bentuk kapsul. Apabila
konsumsi bromelin dilakukan bersamaan dengan senyawa anti-koagulan maka risiko
terjadinya pendarahan
akan meningkat.
2.
Enzim Papain
Enzim
papain adalah enzim protease yang terkandung dalam getah papaya, baik dalam
buah, batang maupun daunnya. Sebagai enzim yang berkemampuan sebagai memecahkan
molekul protein, dewasa ini papain menjadi suatu produk yang sangat bermanfaat
bagi kehidupan manusia, baik di kehidupan rumah tangga maupun industri.
Enzim
papain merupakan bahan alami yang banyak sekali manfaatnya untuk kehidupan
manusia, salah satunya dapat menyehatkan dibandingkan bahan kimia.
Enzim Papain merupakan enzim protease yang terkandung dalam getah
papaya, baik dalam buah, batang maupun daunnya. Sebagai enzim yang berkemampuan
sebagai memecahkan molekul protein, dewasa ini papain menjadi suatu produk yang
sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik di kehidupan rumah tangga maupun
industri.
Enzim Papain digunakan dalam industri pengolahan daging. Daging dari
hewan tua pun dapat menjadi lunak jika diberi Enzim papain. Enzim papain juga
digunakan sebagai bahan penghancur sisa atau buangan hasil industri pengalengan
ikan menjadi bubur ikan atau konsentrat protein hewani.
Pada industri penyamakan kulit, Enzim papain sering digunakan untuk
melembutkan kulit. Dan juga enzim papain berperan penting dalam industri bir.
Enzim papain juga dapat digunakan sebagai bahan krim pembersih kulit,
terutama muka. Dan masih banyak manfaat enzim papain lainnya.
3.
Nanas
Buah Nanas
adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Buah
Nanas mengandung energi sebesar 52 kilokalori, protein 0,4 gram, karbohidrat
13,7 gram, lemak 0,2 gram, kalsium 16 miligram, fosfor 11 miligram, dan zat
besi 0 miligram. Selain itu di dalam Buah Nanas juga terkandung vitamin A
sebanyak 130 IU, vitamin B1 0,08 miligram dan vitamin C 24 miligram. Hasil
tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Buah Nanas, dengan
jumlah yang dapat dimakan sebanyak 53 %.
Manfaat
buah nanas. Nanas, nenas, atau ananas (Ananas comosus (L.) Merr.)
adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brasil, Bolivia, dan Paraguay.
Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae).
Perawakan (habitus) tumbuhannya rendah, herba (menahun) dengan 30 atau lebih
daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi
batang yang tebal. Buahnya dalam bahasa Inggris disebut sebagai pineapple
karena bentuknya yang
seperti pohon pinus. Nama 'nanas' berasal dari sebutan orang Tupi untuk buah
ini: anana, yang bermakna "buah yang sangat baik".
Kandungan
Buah Nanas : Buah ini banyak
mengandung vitamin A dan C sebagai antioksidan. Juga mengandung kalsium,
fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa, dan enzim
bromelain. Bromelain berkhasiat sebagai antiradang, membantu melunakkan makanan
di lambung, serta menghambat pertumbuhan sel kanker. Kandungan seratnya dapat
mempermudah buang air besar pada penderita sembelit.
4.
Daging
Daging
ialah bagian lunak pada hewan yang terbungkus kulit dan melekat
pada tulang yang
menjadi bahan makanan.
Daging tersusun sebagian besar dari jaringan otot, ditambah dengan lemak yang melekat
padanya, urat, serta
tulang rawan.
Sebagai komoditas dagang,
daging biasanya disematkan untuk yang berasal dari hewan besar (mamalia dan reptil) saja.
Daging semacam ini disebut pula "daging merah", dan diperdagangkan dalam
bentuk potongan-potongan. Meskipun memiliki otot (dan daging), ikan (termasuk pula amfibi), hasil laut, dan unggas bukanlah
termasuk komoditas daging, karena diperdagangkan secara utuh. Daging dari
hewan-hewan terakhir ini disebut pula "daging putih".
Tekstur daging merupakan suatu fungsi
ukuran dari berkas-berkas serat ke dalam mana septa perimisium dari tenunan
pengikat membagi-bagi urat daging secara longitudinal. Urat daging yang disusun
dengan pola kasar (diameter besar) mempunyai tingkat pertumbuhan pasca lahir
yang besar, demikian pula dengan serabut yang berukuran kecil mempunyai
pertumbuhan yang kecil. Ukuran diameter serabut akan meningkat bersamaan
dengan umur, sesuai dengan pertumbuhan ternaknya, tetapi urat daging dengan
tekstur halus tidak nampak jelas seperti yang bertekstur kasar. Umumnya hewan
jantan mempunyai tekstur daging yang lebih kasar dibanding yang betina,
demikian pula dengan hewan yang berkerangka besar. (Lawrie 1995).
Kualitas
daging segar dapat dilihat dari warna daging itu
sendiri. Zat warna utama yang tedapat pada daging
disebut Mioglobin, yaitu suatu senyawa protein terkonyugasi yang berwana ungu.
Warna merah ungu ini akan segea berubah menjadi merah menyala atau merah terang
atau merah cerah bila mioglobin kontak dengan oksigen dai
udara dan membentuk Oksimioglobin.
Tingkat
kecerahan wana
pada daging, ditentukan oleh tebal-tipisnya lapisan
Oksimioglobin pada permukaan daging. Keadaan ini lebih banyak
terjadi pada suhu rendah, sehingga daging yang disimpan didalam lemari
pendingin (didinginkan) akan terlihat lebih rendah. Jika daging segar dibungkus
oleh pembungkus yang tidak tembus oksigen, maka oksigen yang ada dalam
bungkusan akan habis karena adanya aktivitas biokimia dan Microoganisme pada permukaan
daging. Sehingga warna daging akan berubah dari merah cerah menjadi merah
coklat/merah gelap karena terbentuknya metmioglobin.
Warna
hijau sering juga terjadi pada daging yang telah lama disimpan dalam keadaan
terbuka, akibat adanya zat wana Cholemioglobin dan Sulfmioglobin
sebagai hasil perubahan lebih lanjut dari Metmioglobin.
Berikut
ini adalah caa mengetahui kualitas daging segar bedasarkan warnanya :
Sangat Segar : Warna daging keseluruhan adalah merah Ungu
Segar :
Permukaan berwana merah cerah, bagian dalam berwana merah ungu
Agak Segar I : Pemukaan berwarna merah cerah, bagian dalam berwarna merah ungu
campur merah
Agak Segar II : Permukaan berwarna merah cerah, bagian dalam berwarna merah coklat
Tidak Segar : Keseluruhan daging berwarna merah coklat
Rusak :
Daging Berwarna Hijau
Sangat Rusak : Daging berwarna kuning atau tidak berwarna
BAB III
TABEL PENGAMATAN
1. ENZIM BROMELIN
No Cawan
|
Larutan
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
1 jam
Suhu Ruang
|
Daging + Jus Nanas
(40 ml)
|
Tekstur
: Keras
Warna
: Coklat Bata
Aroma
: Amis
|
Tekstur
: Daging lebih empuk dari pepaya
Warna
: Merah pucat (sedang)
Aroma
: Amis nanas
|
1 jam
Suhu Dingin
|
Daging + Jus Nanas
(40 ml)
|
Tekstur
: Keras
Warna
: Coklat Bata
Aroma
: Amis
|
Tekstur
: Lebih keras dari suhu ruang
Warna
: Cerah
Aroma
: Amis nanas
|
2 jam
Suhu Ruang
|
Daging + Jus Nanas
(40 ml)
|
Tekstur
: Keras
Warna
: Coklat Bata
Aroma
: Amis
|
Tekstur
: Daging empuk (lembek)
Warna
: Merah Pucat
Aroma
: Amis nanas
|
2 jam
Suhu Dingin
|
Daging + Jus Nanas
(40 ml)
|
Tekstur
: Keras
Warna
: Coklat Bata
Aroma
: Amis
|
Tekstur
: Daging empuk tetapi tidak lembek seperti suhu ruang
Warna
: merah segar
Aroma
: Amis nanas
|
2. ENZIM PAPAIN
No Cawan
|
Larutan
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
1 jam
Suhu Ruang
|
Daging + Sari Pati Pepaya
(40 ml)
|
Tekstur
: Keras
Warna
: Coklat Bata
Aroma
: Amis
|
Tekstur
: Daging keras, tetapi tidak lembek
Warna
: Merah pucat
Aroma
: Amis
|
1 jam
Suhu Dingin
|
Daging + Sari Pati Pepaya
(40 ml)
|
Tekstur
: Keras
Warna
: Coklat Bata
Aroma
: Amis
|
Tekstur
: Daging lebih keras dari suhu ruang
Warna
: Merah pucat (sedang)
Aroma
: Amis
|
2 jam
Suhu Ruang
|
Daging + Sari Pati Pepaya
(40 ml)
|
Tekstur
: Keras
Warna
: Coklat Bata
Aroma
: Amis
|
Tekstur
: Daging empuk
Warna
: Merah pucat
Aroma
: Amis
|
2 jam
Suhu Dingin
|
Daging + Sari Pati Pepaya
(40 ml)
|
Tekstur
: Keras
Warna
: Coklat Bata
Aroma
: Amis
|
Tekstur
: Daging lebih keras dari suhu ruang
Warna
: Merah pucat
Aroma
: Amis
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Buah nanas mengandung enzim bromelain,
(enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, protease atau peptide),
sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Enzim tersebut akan bekerja
secara optimal tergantung dari konsentrasi yang diberikan. Sama halnya dengan
enzim papain yang bekerja optimal pada suhu tertentu. Enzim bromelain mampu
menguraikan serat-serat daging, sehingga daging menjadi lebih empuk.
Proses pengempukan terjadi karena
proteolisis pada berbagai fraksi protein daging oleh enzim. Proteolisis kolagen
menjadi hidroksiprolin mengakibatkan shear force kolagen berkurang sehingga
keempukan daging meningkat. Proteolisis miofibril menghasilkan fragmen protein
dengan rantai peptida lebih pendek. Semakin banyak terjadi proteolisis pada
miofibril, maka semakin banyak protein terlarut dalam larutan garam encer.
Terhidrolisisnya kolagen dan miofibril menyebabkan hilangnya ikatan antarserat
dan juga pemecahan serat menjadi fragmen yang lebih pendek, menjadikan sifat
serat otot lebih mudah terpisah sehingga daging semakin empuk.
Dalam tabel hasil pengamatan dapat
dilihat bahwa daging yang diberi enzim bromelin dalam suhu kamar lebih bekerja
optimal mengempukkan daging sapi dibandingkan dengan daging sapi yang diberi
enzim bromelin pada suhu lemari es. Sama halnya dengan daging sapi yang diberi enzim
papain dan ditempatkan dalam suhu kamar hasilnya lebih optimal dapat
mengempukkan daging sapi dibandingkan dengan daging sapi yang diberi enzim
papain dan di tempatkan pada suhu lemari es. Burges dan Shaw dalam Godfrey dan Reichet (1986) menyatakan bahwa
enzim akan bekerja secara optimal tergantung dari konsentrasi yang diberikan
yaitu suhu.
Lebih lanjut sebagian protein akan
mengalami denaturasi bila suhunya dinaikkan yang mengakibatkan konsentrasi
efektif enzim akan menurun dan daya kerja enzim akan menurun pula. Suhu optimum
enzim bromelin adalah 50 sampai 60oC, tetapi pada kisaran 30 sampai
60oC enzim masih bisa bekerja dengan baik. Berdasarkan percobaan.
terbukti bahwa suhu berpengaruh terhadap optimalnya kerja enzim, dengan kata
lain baik enzim bromelin maupun enzim papain dapat bereaksi optimal pada suhu
kamar.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan di atas dapat
disimpulkan bahwa :
1) Enzim bromelin
mampu menguraikan serat-serat daging sehingga daging menjadi lebih empuk.
2) Buah nanas
mengandung enzim bromelin yang dapat melunakkan daging.
3) Enzim papain
terdapat dalam getah papaya, baik pada buah, batang dan daun yang mampu
melakukan proses pemecahan jaringan ikat yang disebut proses proteolitik.
Suhu mempengaruhi kerja enzim, yaitu bahwa suhu kamar akan membuat enzim
bereaksi lebih optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar