LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
(PENGARUH ASAM PADA KARBOHIDRAT)
DISUSUN OLEH :
Lusi Nur Agustin C31120390
DOSEN :
Dr. Ir. Rr. Merry Muspita
PRODUKSI TERNAK
PETERNAKAN
DINAS PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
TAHUN AJARAN
2012 – 2013
A. PENDAHULUAN
Istilah
"asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal
yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur
(bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah berhubungan
dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki
arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia,
yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.
ü Arrhenius : Menurut definisi ini,
asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+)
ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa
untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
ü Brønsted-Lowry: Menurut definisi ini,
asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut
sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan Lowry
secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut
dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).
ü Lewis: Menurut definisi ini,
asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan
oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup asam
yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula
dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat
menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO)
dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO)
dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan.
Secara umum, asam memiliki sifat
sebagai berikut :
ü Rasa: masam ketika dilarutkan dalam
air.
ü Sentuhan: asam terasa menyengat bila
disentuh, dan dapat merusak kulit, terutama bila asamnya asam pekat.
Asam (yang sering diwakili
dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH
lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat
memberi proton (ion H+)
kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa.
Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
B. LANDASAN TEORI
Lar. Molisch
Uji molisch adalah
suatu uji uuntuk menentukan ada tidaknya karbohidrat, tes ini bias dilakukan
untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat, reaksi bereaksi positif akan
memberikan cincin yang bewarna ungu ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan
sulfat pekat. Diperkirakan konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen
dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk fulfural dan turunanya yang
kemudian diperkirakan dapat untuk membentuk produk
yang bewarna, pada produk amilum & glukosa yang diteliti terbukti adalah
karbohidrat yang ditandai dengan adanya cincin yang bewarna ungu.
Uji Molisch adalah uji umum untuk
karbohidrat. Pereaksi molisch yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan
bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang
disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat. Uji ini
bukan uji spesifik untuk karbohidrat, walaupun hasil reaksi yang negatif
menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat.
Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif.
Prinsip
uji karbohidrat pada test molisch ini yaitu :
ü Karbohirat dengan asam sulfat pekat
menghasilkan senyawa furfural.
ü Senyawa furfural dengan pereaksi
alfa naftol menghasilkan warna ungu.
ü Hasil negatif merupakan suatu bukti
bahwa dalam sampel yang diuji tidak mengandung karbohidrat.
Lar. Bial
Uji bial merupakan uji
yang disadari oleh konversi pada gula pentose seperti ribose didalam keadaan
asam da ng 0,3 % larutan orsinol dan FeCl3 didalam HCl pekat. HCl yang terdapat
pada reagen akan mendehidrasi gula menjadi furfural. Jika dalam sampel terdapat
gula pentose larutan akan berwarna hijau dalam kurun waktu sepuluh menit.
Seperti misalnya pada RNA yang memiliki ribosa yang adalah gula pentose
sehingga akan bereaksi dengan orsinol dalam kondisi mendidih akan berwarna
hijau dan membentuk struktur yang kompleks dengan absorbansi maksimum 665 mm.
sedangkan golongan heksosa ditandai keberadaannya jika hasil uji larutan
berwarna colat sampai keabu abuan.
Pada umumnya uji Bial di pakai untuk membedakan adanya pentose atau
heksosa dalam suatu sampel larutan.
Lar.
Soliwanoff
Prinsipnya
berdasarkan konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural
oleh asam hidroklorida panas dan terjadi kondensasi hidroksimetil furfural dengan resorsinol yang
menghasilkan senyawa berwarna merah, reaksi ini spesifik untuk ketosa. Sukrosa
yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa akan memberikan reaksi
positif dengan uji seliwanoff yang akan memberikan warna jingga pada larutan.
Lar. Antron
Sebanyak 0,2 ml larutan contoh di
dalam tabung reaksi ditambahkan kedalam larutan antron(0,2% dalam H2SO4 pekat).
Timbulnya warna hijau atau hijau kebiruan menandakan adanya karbohidrat dalam
larutan contoh. Uji ini sangat sensitive
sehingga juga dapat memberikan hasil positif
jika dilakukan pada kertas saring yang mengandung selulosa. Uji antron ini
telah dikembangkan untuk uji kuantitatif secara colorimetric bagi glikogen,
inulin, dan gula dalam darah (winarno 2008).
Lar. Pentosa
Pentosa adalah suatu monosakarida yang memiliki lima atomkarbon, dengan satu gugus
fungsi aldehida pada posisi 1 (aldopentosa) atau keton pada posisi 2 (ketopentosa). Aldopentosa memiliki tiga pusat kiral ("atom karbon asimetris")
sehingga terdapat delapan stereoisomer.
Ketopentosa memiliki dua pusat kiral
sehingga menghasilkan empat stereoisomer - ribulosa (bentuk L- dan D-) dan xilulosa (bentuk L- dan D-).Gugus fungsi
aldehida dan keton pada karbohidrat ini bereaksi dengan gugus fungsi hidroksil sebelahnya membentuk hemiasetal atau hemiketalintramolekular, berturut-turut. Struktur cincin
yang dihasilkan berkaitan dengan furan, dan disebut sebagai furanosa.
Cincin ini terbuka dan tertutup
secara spontan, sehingga memunginkan terjadinya perputaran ikatan antara gugus karbonil dan atom karbon tetangganya -
menghasilkan dua konfigurasi yang berbeda (α dan β). Proses ini disebut sebagai
mutarotasi.Ribosa merupakan komponen RNA dan DNA (dalam bentuk deoksiribosa).
Lar. Fruktosa
Fruktosa adalah
suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi kekiri dan
karenanya disebut juga levulosa.
Fruktosa (bahasa
Inggris: fructose, levulose), atau gula buah, adalah
monosakarida yang ditemukan di banyak jenis
tumbuhan dan merupakan salah satu dari tiga gula
darah
penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang
bisa langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan.
Fruktosa
adalah polihidroksiketon dengan 6 atom karbon.
Fruktosa merupakan isomer dari glukosa;
keduanya memiliki rumus
molekul yang sama (C6H12O6) namun
memiliki struktur yang berbeda.
Lar. Glukosa
Glukosa adalah suatu
aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar
cahaya terpolarisasi kearah kanan. Di alam, glukosa terdapat di buah-buahan dan
madu lebah. Dalam alam, glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida
dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini
disebut fotosintesis dan glukosa yang terbentuk terus digunakan untuk
pembentukan amilum atau selulosa. Amilum terbentuk dari glukosa dengan jalan
penggabungan molekul – molekul glukosa yang membentuk rantai lurus maupun
bercabang dengan melepaskan molekul air. Bentuk alami (D-glukosa) disebut
juga dekstrosa, terutama pada
industri pangan.proyeksi HaworthGlukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon.
Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima
karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut
"cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini,
tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom
kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu
gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan
bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Lar. asam klorida (HCl)
Asam
klorida adalah larutan akuatikdari gas hidrogenklorida (HCl). Larutan ini adalah asam kuat dan merupakan komponen
utama dalam asam
lambung. Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat
berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida,
H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium,
H3O+. Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh
karenanya dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat
karena ia berdisosiasi penuh dalam air. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi
(III) klorida (FeCl3) dan polyalumunium chloride (PAC), yaitu bahan
kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan flokulan.
Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.
Asam klorida
merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan
jumlah basa. Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik
(kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar
primer dalam analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya bergantung
pada tekanan atmosfernya
ketika dibuat. HCl juga merupakan larutan elektrolit.
Lar. Asam Sulfat, Asetat (H2SO4)
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia
asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam
bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial)
adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Asam asetat
merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format.
Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan
pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan
dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan
polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.
Atom hidrogen (H) pada guguskarboksil (−COOH) dalam asam karboksilat seperti asam asetat dapat
dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan
sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8.
Basa konjugasinya adalah asetat (CH3COO−).
Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama
dengan konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH
sekitar 2.4.
Asam asetat
cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga
ia bisa melarutkan baik senyawa polar seperi garamanorganik dan gula maupun senyawa non-polar
seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercambur
dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar
lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan
kemudahan bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam
industri kimia.
Lar. Sakarida
Karbohidrat atau sakarida adalah
segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon,
hydrogen. Karbohidrat digolongkan kedalam 3 golongan yaitu Monosakarida,
Olisakarida, dan Polisakarida. Jenis karbohidrat yang sangat banyak maka
diperlukan pengetahuan dasar tentang sifat fisik dan kimia karbohidrat, selain
itu keragaman jenis karbohidrat memerlukan cara pengujian yang berbeda. Hasil
metabolisme karbohidrat antara lain yaitu Glukosa yang terdapat dalam darah,
sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan
oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Energi yang terkandung
dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi matahari.
Lar. Selulosa
Selulosa
terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk dinding sel. Serat kapas boleh
dikatakan seluruhnya adalah selulosa. Dalam tubuh kita selulosa tidak dapat
dicernakan karena kita tidak mempunyai enzim yang dapat mengurangi selulosa.
Dengan asam encer tidak dapat terhidrolisis, tetapi oleh asam dengan
konsentrasi tinggi dapat terhidrolisis menjadi selulosa dan D-glukosa. Meskipun
selulosa tidak dapat digunakan sebagai bahan makanan oleh tubuh, namun selulosa
yang terdapat sebagai serat tumbuhan ,sayuran atau buah-buahan, berguna untuk
memperlancar pencernaan
Lar. Pati / amilum
Pati atau amilum (CAS# 9005-25-8) adalah karbohidrat
kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih,
tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa
(sebagai produk fotosintesis) dalam
jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi
yang penting.
Amilum
atau dalam bahasa sehari –hari disebut pati terdapat pada umbi, daun dan biji
-bijian. Butir-butir pati apabila diamati dengan menggunakan mikroskop,
ternyata berbeda-beda bentuknya, tergantung dari tumbuhan apa pati tersebut di
peroleh. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua –duanya adalah
polimer dari glukosa ,yaitu amilosa (kira–kira 20–28%) dan sisanya amilopektin.
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga
menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim
amylase.
Lar.Furfural
Furfural adalah senyawa
organik yang kurang larut dalam air namun larut dalam alkohol, eter, dan
benzena. Larutan
furfural adalah larutan yang merupakan turunan dari larutan Furan.
Lar. Naftol
Naftol adalah zat pewarna. Zat warna naftol
atau zat warna ingrain merupakan zat warna yang terbentuk didalam serat dari
komponen penggandeng(coupler) yaitu naftol dan garam pembangkit.
Disebut
juga zat warna es atau “ice colour” karena pada reaksi diazotasi dan
kopling sering diperlukan bantuan es.
Alfa-naftol
berfungsi sebagai indicator warna untuk memudahkan saja, sedangkan H2SO4
berfungsi untuk menghidrolisis glukosa (heksosa) à hidroksimetil
fufural atau arabinosa (pentosa) à furufural.
C. HASIL PENGAMATAN
Larutan Molich
No
|
Larutan (1ml )
|
Warna awal
|
Warna sesudah
|
1.
|
Glukosa(0,02M)
|
Putih bening
|
·
Setelah
ditambahkan naftol 5% (2 tetes) warna berubah menjadi putih bening da nada
bintik kemerahan.
·
Setelah ditambahkan H2SO4 (3ml) warna
berugah menjadi 4 lapisan, yaitu:
a.
Lapisan atas berwarna ungu,
b.
Lapisan kedua berwarna ungu kehitaman,
c.
Lapisan ketiga ungu kemerahan,
d.
Lapisan keempat merah bening dengan
cincin berwarna ungu.
|
2.
|
Selulosa
(0,01M)
|
Putih bening
|
·
Setelah
ditambahkandengan naftol 5% (2 tetes) warna berubah menjadi putih bening dan
ada bintuk kemerahan.
·
setelah ditambahkan larutan H2SO4
(3ml) warna berubah menjadi 3 lapisan, yaitu:
a.
warna putih eruh,
b.
warna ungu dengan terdapat cincin,
c.
warna putih bening.
|
3.
|
Pati/ amilum
0,07%
|
Putih bening
|
·
Setelah
ditambahkandengan naftol 5% (2 tetes) warna berubah menjadi putih keruh.
·
Saat
ditambahkan H2SO4 warna berubah menjadi 3 lapisan
a.
berwarna putih keruh dan terdapat
gelembung pada dinding tabung,
b.
warna ungu disertai cincin,
c.
warna putih bening.
|
4.
|
Furfural (0,01
M)
|
Putih bening
|
·
Setelah ditambahkandengan
naftol 5% (2 tetes) warna berubah menjadi coklat pekat
·
Setelah ditambahkan H2SO4 warna
berubah menjadi 3 lapisan, yaitu:
a.
Warna coklat muda
b.
Coklat pekat
c.
Coklat bening
|
Uji Seliwanoff
No.
|
larutan HCl 5N
|
Larutan gula
2ml
|
Warna sebelum
dipanaskan
|
Warna sesudah
dipanaskan
|
1.
|
2ml
|
Fruktosa 0,01
M
|
Putuh bening
|
Lapisan kuning dan bening
|
2.
|
2ml
|
Glukosa 0,01M
|
putih bening
|
Putih bening
|
Uji Bial
No.
|
Pereaksi Bial
|
L. pentosa
|
Warna awal
|
Hasil
|
1.
|
5ml
|
2ml A
|
Biru
|
Warna
biru lebih pekat
|
2.
|
5ml
|
2ml B
|
Biru
|
Warna
biru lebih pekat dari warna awal tetapi lebih bening dari tabung 1
Warna
akhir biru kehijauan
|
Uji Antron
Pengamatan
pada tabung 1 yang diberi larutan Antron 2ml dan ditambah larutan H2SO4 0,2 ml
warna masih tetap, tidak ada perubahan (kuning bening). Saat ditambah larutan
sacarida 5ml warna mulai berubah menjadi kuning keruh setelah dikocok.
Pengamatan
pada tabung 2 yang diberikan larutan Antron 2 ml dan ditambah larutan H2SO4
0,02 ml warna masih tetap tidak ada perubahan (kuning bening)
Pengamatan
pada tabung 3 yang diberikan larutan H2SO4 0,02 ml berwarna kuning bening, dan
ditambah larutan sacarida tidak ada perubahan (kuning bening)
D. PEMBAHASAN
Uji Mollish
Glukosa
0,02 M setelah di campur dengan 2 tetes larutan naftol 5% dan kemudian di
campur dengan asam sulfat pekat terjadi perubahan warna menjasi 4 lapisan
warna. sedangkan pada selulosa 0,01M setelah di campur dengan asam terjadi
perubahan 3 warna yaitu putih keruh, ungu bentuk cincin dan putih bening. Pada
lapisan pati apabila di campur dengan asam sulfat pekat telah terjadi lapisan
warna tetapi akan membentuk larutan yang gelap. Sedangkan pada furfural
bila di campur dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan lapisan coklat muda,
coklat tua dan coklat bening.
Uji Seliwanolf
Fruktosa
lebih mudah terjadi reaksi warna dari
pada glukosa. Terbukti pada 2 ml 0,01 M yang di tambahkan dengan asam klorida
pekat dan di panaskan dan setelah dingin di tambahkan 0,5 ml 0,5% resorsinol
akan terbentuk lapisan kuning dan bening sedangkan glukosa tidak terjadi
perubahan warna.
Uji bial
Dilakukan
dengan 2 tabung. Dimana tabung 1 diberikan L. pentose A 2ml dan 5ml larutan
bial yang menghasilkan warna menjadi biru sangat pekat. Sedangkan pada tabung 2
diberikan L. pentose B 2ml dan 5ml larutan bial menjadi kehijauan setelah 10
menit. Karena jika dalam sampel terdapat gula pentose
larutan akan berwarna hijau dalam kurun waktu sepuluh menit.
Uji antron
Dilakukan
uji 3 tabung. pada tabung 1 yang diberi
larutan Antron 2ml dan ditambah larutan H2SO4 0,2 ml warna masih tetap, tidak
ada perubahan (kuning bening). Saat ditambah larutan sacarida 5ml warna mulai
berubah menjadi kuning keruh setelah dikocok. pada tabung 2 yang diberikan
larutan Antron 2 ml dan ditambah larutan H2SO4 0,02 ml warna masih tetap tidak
ada perubahan (kuning bening). pada tabung 3 yang diberikan larutan H2SO4 0,02
ml berwarna kuning bening, dan ditambah larutan sacarida tidak ada perubahan
(kuning bening)
E. PERTANYAAN
1.
Pada uji soliwanoff dan uji bial
diperlukan pemanasan pada uji warna, pada uji molish dan uji antron tanpa
pemanasan. Mengapa demikian ?
2.
Jelaskan prinsip dasar yang terjadi
pembeda tempat pengujian yang dilakukan !
F. JAWABAN
1.
Perbedaannya
adalah :
-
Apabila
dipanaskan terlalu lama sukrosa akan terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan
glukosa. Fruktosa ini apabila bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff akan diubah
menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya bereaksi dengan
resorsinol membentuk senyawa yang akan berubah warna. pada karbohidrat pentose ini bereaksi
dengan gugus fungsi hidroksil
sebelahnya membentuk hemiasetal atau hemiketal intramolekular, berturut-turut setelah dipanaskan.
-
Pada
uji molish dan uji antron tidak menggunakan pemanasan karena telah menggunakan
larutan H2SO4 yang merupakan larutan pereaksi yang akan terjadi perubahan untuk
membuktikan adanya karbohidrat dalam larutan KarenaH2SO4 berfungsi untuk
menghidrolisis glukosa (heksosa) à hidroksimetil
fufural atau arabinosa (pentosa) à furufural.
2.
Prinsip
dasar pengujian yang dilakukan harus berbeda tempat adalah Jika tempat
pengujian yang dilakukan sama tempat, maka akan mempengaruhi hasil pengujian
yang selanjutnya.
G. KESIMPULAN
Uji molish
adalah suatu uji untuk mendeteksi kandungan karbohidrat dari
suatu bahan. Bila terdapat karbohidrat maka akan menghasilkan cincin yang
bewarna ungu atau cincin pemisah.
Untuk membuktikan adanya karbohidrat
secara kualitatif.
Menghidrolisis macam - macam karbohidrat
dan H2SO4 pekat menjadi Monosakarida. Sehingga menghasilkan Furfural dan
hidroksimetilfurfural.
Uji seliwanoff
Pada uji
seliwanoff larutan yang memberikan reaksi positif yaitu fruktosa dan sukrosa.
Hal ini dikarenakan pereaksi seliwanoff hanya bereaksi dengan karbohidrat yang
memilki gugus fungsi keton atau ketosa, yaitu fruktosa. Sedangkan glukosa tidak memiliki gugus ketosa. Dehidrasi
fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksifurfural dan dengan penambahan
resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah
orange.
Uji bial
Uji bial akan
memberikan reaksi perubahan warna jika larutan hanya mengandung gula pentose
yang menandakan perubahan warna akhir biru kehijauan.
Uji antron
Didapatkan dari
data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tabung kedua tidak memili perubahan
karena tidak diberikan larutan sacarida. Sedangkan tabung 1,3 terjadi perubahan
setelah di tambah dengan larutan sacarida.
Kesimpulan
dari keseluruhan
Karbohidrat
yang di beri asam mineral pekat akan mengalami kerusakan dan terbrntuk zat
warna. Warna yang di hasilkan di pengaruhi oleh waktu, suh, jenis gula, dan
konsentrasi asam. Karbohidrat jenis ketosa akan mudah terjadi reaksi warna dari
pada karbodidrat jenis aldosa, hal ini disebabkan karena struktur molekul dari
ketosa lebih mudah di rusak. Pada glukosa akan mudah terhadi lapisan warna
apabila di reaksikan dengan asam sulfat pekat. Tetapi apabila glukosa di
reaksikan dengan asam klorida pekat tidak akan terjadi lapisan warna/ perubahan
warna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar