Sabtu, 22 Juni 2013

Pengamatan Macam-Macam Bahan Hijauan Pakan Ternak


LEMBAR TUGAS PRAKTIKUM
Latihan No.                             : 2
Judul Acara Praktikum           : Pengamatan Macam-Macam Bahan Hijauan Pakan Ternak
Tanggal                                   : 18 Maret 2013
Nama                                       : Lusi Nur Agustin
Nim                                         : C31120390
Kelompok                               : 2
Dosen Pembimbing                 : Ir. Anang Sutirtoadi, MP

1.     JERAMI
Jerami padi adalah bagian batang tumbuh yang telah dipanen bulir-bulir buah bersama atau tidak dengan tangkainya dikurangi dengan akar dan bagian batang yang tertinggal. Jerami padi merupakan sumber makanan ruminansia.
Sejauh ini, pemanfaatan jerami padi sebagai pakan baru mencapai 31-39 %, sedangkan yang dibakar atau dikembalikan ke tanah sebagai pupuk 36-62 %, dan sekitar 7-16 % digunakan untuk keperluan industri.
Kandungan gizi jerami padi terdiri atas :

Protein kasar 4,5 %
Serat kasar 35 %
Lemak kasar 1,55 %
Abu 16,5 %
Kalsium 0,19 %
Fosfor 0,1 %
Energi TDN (Total Digestible Nutrients) 43 %
Energi DE (Digestible Energy) 1,9 kkal/kg
dan Lignin yang sangat tinggi.

Jika jerami padi langsung diberikan kepada ternak, maka daya cernanya rendah dan proses pencernaannya lambat, sehingga total yang dimakan per satuan waktunya menjadi sedikit.
Walaupun  pada kenyataannya jerami padi miskin  akan zat-zat  makanan, namun sekitar 40 persen dapat dicerna  sebagai sumber energi  dalam proses pencernaan  ternak ruminansia. Rendahnya daya cerna  ini disebabkan oleh  adanya Lignin  dan silika yang menngikat  Cellulosa  dan  Hemicellulosa  dalam bentuk ikatan  rangkap , sehingga sukar dicerna oleh enzim dari  mikroorganisme dalam rumen (salah satu bagaian perut  ternak ruminansia.

2.     GAMMAL (Gliricidia sepium)
Gamal atau Gliricidia sepium adalah tanaman leguminosa pohon yang dapat tumbuh dengan cepat didaerah tropis. Dapat tumbuh pada berbagai macam tipe tanah dan pH rendah sampai tinggi (4,5-6,9)m serta tahan terhadap curah hujan yang rendah sampai tinggi (50-100mm/bln).
 
Nilai kecerdasan pada ternak ruminansia (%)

Nilai kecerdasan
Sapi
Kambing
Domba
Bahan kering
61,7
58,5
52,5
Protein kasar
61,9
71,5
58,1
Serat kasar
39,4
17,19
30,7

Batas maksimum penggunaan dalam ransum ayam broiler 5% dan ayam petelur 2,5%. Pemberian daun Gamal pada ayam berupa tepung daun yang dicampur dengan bahan pakan lainnya. Pemberian tepung daun sebanyak 2,5% sudah cukup untuk memberikan warna kuning yang cerah, pemberian yang lebih tinggi tidak banyak meningkatkan warna kuning telur.

Komposisi Nilai Nutrisi Gamal
Parameter
%
Protein Kasar
Lemak
Energi Kasar kkal / kg
SDN
Lignin
Abu
Ca
P
25,17
2,9
19,89
35,0
8,6
8,8
2,7
0,35

3.     RUMPUT GAJAH

Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi serta disukai oleh ternak ruminansia. Rumput gajah mempunyai produksi bahan kering 40 sampai 63 ton ha-1 tahun-1 (Siregar, 1989), dengan rata-rata kandungan zat-zat gizi yaitu : protein kasar 9,66%, BETN 41,34%, serat kasar 30,86%, lemak 2,24%, abu 15,96%, dan TDN 51% (Hartadi dkk., 1986 dan Lubis, 1992).
Nilai gizi rumput gajah dipengaruhi oleh fase pertumbuhan pada saat pemotongan atau penggembalaan (McIlroy, 1977). Rumput  gajah sebaiknya dipotong pada fase vegetatif, untuk menjamin pertumbuhan kembali (regrowth) yang sehat dan kandungan zat-zat gizi yang optimal (Anonim, 1990).
Produksi rumput gajah yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi kesenjangan produksi hijauan pakan pada musim hujan dan musim kemarau dan untuk memanfaatkan kelebihan produksi tersebut pada fase pertumbuhan yang terbaik, maka dapat diawetkan dalam bentuk silase, karena rumput gajah merupakan bahan pakan hijauan yang baik untuk dibuat silase (McIlroy, 1977; Rismunandar, 1989; Anonim, 1990; dan Sutardi, 1991).
Waktu yang terbaik untuk memotong tanaman yang akan dibuat silase adalah pada fase vegetatif, sebelum pembentukan bunga (Reksohadiprodjo, 1988 dan Regan, 1997). Fase pertumbuhan tanaman pada waktu pembuatan silase besar pengaruhnya terhadap kecernaan dan komposisi kimia silase (Harrison et al, 1994). Kandungan protein kasar dan bahan organik rumput gajah yang hilang dalam pembuatan silase dipengaruhi fase pertumbuhan tanaman (Spitaleri et al., 1995).
Kandungan protein kasar :
Kandungan protein kasar tertinggi diperoleh pada umur pemotongan 20 sampai 40 hari, sehingga rumput gajah yang akan dimanfaatkan dalam bentuk segar (tanpa diawetkan dalam bentuk silase) dapat dipotong pada umur 20 sampai 40 hari. Pertumbuhan kembali rumput gajah yang optimal adalah umur 40 hari pada musim hujan (Anonim, 1990), sehingga rumput gajah tersebut sebaiknya dipotong pada umur 40 hari, agar pertumbuhan kembali (regrowth) tanaman rumput gajah yang optimal. Kandungan protein kasar silase rumput gajah yang dipotong pada umur 20 sampai 80 hari tidak berbeda nyata, sehingga rumput gajah yang akan dibuat silase sebaiknya juga dipotong pada umur 40 sampai 80 hari. Semakin tua tanaman kandungan protein kasar akan semakin menurun. Setiap peningkatan umur (penundaan pemotongan) selama sepuluh hari akan menurunkan kandungan protein kasar sebesar 0,87%. Kandungan protein daun lebih tinggi dari pada kandungan protein batang (Nasrullah dan Salam, 1993; Syamsuddin, 1997).

Menurut Hartadi et al. (1993), kandungan nutrisi rumput gajah berdasar 100 % Bahan Kering (BK) yaitu:

                        Protein Kasar (PK) 10,1%;
Lemak Kasar (LK) 2,5%;
Serat Kasar (SK) 31,2%;
Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 46,1%;
TDN 59% dan
abu 10,1%.

4.     DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala)
lamtoro mengandung protein, kalsium dan energi yang tinggi. Menurut Jones (1979) dan Haryanto (1993), daun lamtoro mengandung protein yang relatif rendah tingkat pemecahannya di dalam rumen sehingga merupakan sumber protein yang balk untuk ternak ruminansia . Kandungan proteinnya berkisar antara 25 - 32% dari bahan kering, sedangkan kalsium dan fosfomya berturut-turut antara 1,9 - 3,2% dan 0,15 - 0,35% dari bahan kering (Askar dkk ., 1997). Kisaran ini disebabkan oleh perbedaan varitas, kesuburan tanah, umur panen (daun muda akan mengandung protein yang lebih tinggi daripada daun tua), iklim serta komposisi campuran daun dan tangkai daun . Kandungan mineral lainnya seperti Fe, Co dan Mn, menurut Mathius (1993) masih berada diambang batas yang tidak membahayakan untuk dijadikan pakan, sedangkan rendahnya kadar sodium dan iodium dapat diatasi dengan pemberian mineral lengkap yang dicampur dengan garam dapur (Jones, 1979) .
Komposisi kimia hijauan lamtoro

   1                      2                     3*)                 4**)
Bahan Kering                 -                       -                    29,10               35,67
Protein Kasar              29,82               32,12               34,57               27,48
Lemak                         5,24                 3,55                 2,23                 2,97                
Serat Kasar                  0,61                 21,65                  -                       -
NDF                            39,94               43,23               38,6                 52,68
ADF                            14,4                 27,18               34,38               42,93
Hemiselulosa                  -                       -                    4,22                 9,55
Selulosa                       9,14                 17,14                  -                       -
Abu                             6,12                 6,47                 4,85                 4,93
Lignin                          5,15                 9,81                    -                       -
Kalsium                       1,20                 1,14                 0,47                 0,10
Pospor (kalori/gram)    4701                4824                   -                       -

Sumber
1 dan 2.           Hasil analisis laboratorium proksimat balitnak bogor (tidak dipublikasi)
3.                     Toruan Mathrus dan Suhendi (1991)
*                      Daun lamtoro muda
**                    Daun lamtoro tua

Disamping itu lamtoro mengandung (3 karoten yang merupakan provitamin A. Sekalipun pada musim kering daun lamtoro tetap berwarna hijau berbeda dengan rumput yang pada musim kering menjadi kecoklatan (Jones, 1979).
5.     DAUN CACAH (CHAPPER/ SILASE)
Produksi hijauan di kebun rumput baik itu rumput Gajah ataupun rumput Raja bila melebihi atau melewati umur potong akan mengurangi kulitas hijauan tesebut, untuk mengoptimalkan produksi dan menjaga kualitas, pemotongan dilakukan harus tepat waktu. Umur potong rumput yang optimal pada 7 minggu atau 50 hari. Bila produksi rumput berlebih dan akan dibuat silase untuk stok perlu pengurangan kadar air rumput dengan cara disimpan berdiri jangan di tidurkan atau ditumpuk untuk menghidarkan dari kerusakan selama 2 - 3 hari, dan harus disimpan terlindung atau di bawah atap.
Setelah disimpan selama 2-3hari dan kandungan air berkurang cacah rumput tersebut dengan panjang cacahan 10-50mm.

Komposisi kandungan nutrisi:

protein kasar 9,66%
BETN 41,34%
serat kasar 30,86%
lemak 2,24%
abu 15,96%, dan
TDN 51%

KLASIFIKASI PAKAN TERNAK HIJAUAN

NO
NAMA HIJAUAN
BAU
TEKSTUR
WARNA
1
Jerami
Apek
Kasar
Coklat
2
Gammal
Segar
Sedikit kasar karena tulang daun
Hijau
3
Rumput Gajah
Segar
Kasar pada permukaan daun karena terdapat bulu
Hijau
4
Daun Lantoro
Khas Lantoro
Sedikit kasar
Hijau Tua
5
Daun Cacah (chapper)


Hijau Muda

3 komentar:

  1. waduhhh.... gt toch
    bru tw aq
    makasih info.a yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. bapak deddy peternak juga ya,tolong kasih ilmunya dong?

      Hapus
  2. bagaimana ya kalou kita berikan hijoan daun kapas,apa untung dan rugi nya?+

    BalasHapus