LAPORAN
PRAKTIKUM
“LEMAK”
“UJI
NODA LEMAK, UJI KELARUTAN dan UJI EMULSI”
TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA
Jurusan
Peternakan
Program Studi
Produksi Ternak
Oleh
Lusi Nur Agustin
C31120390
Dosen
Dr. Ir. Rr.
Merry Muspita DU,MP
Nurkholis. S.Pt,
MP
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian lemak adalah kelompok
ikatan organik yang terdiri atas unsure-unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan
Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu,
seperti petroleum benzene, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur rendah
bersifat cair. (Sediaoetama, 1989).
Lemak adalah bahan-bahan yang
mengandung asam lemak, baik ada yang dalam bentuk cair dalam temperatur biasa
maupun ada dalam bentuk padat.lemak cair dalam temperatur biasa disebut minyak
(oil), sedangkan yang berbentuk padat disebut lemak (fat).
Struktur kimia lemak terdiri dari
ikatan antara asam lemak dan gliserol. Sifat lemak larut dalam pelarut non
polar, seperti etanol, ether, kloroform, dan benzene. (Sunita Almatsier, 2004).
Lemak merupakan bahan padat pada suhu
ruang disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang tidak
memiliki ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi,
sedangkan minyak merupakan bahan cair pada suhu ruang disebabkan tingginya
kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang
rendah (Winarno, 1992).
Sifat-Sifat Lemak
1. Sifat Fisis Lemak
a. Pada suhu kamar, lemak hewan pada
umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
b. Lemak yang mempunyai titik lebur
tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur
rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol
dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 °C, sedangkan
triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur
–17 °C.
c. Lemak yang mengandung asam lemak
rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak
rantai panjang tidak larut dalam air. (Mengapa?)
d. Semua lemak larut dalam kloroform
dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut lemak yang baik.
2. Sifat Kimia Lemak
a. Reaksi Penyabunan atau Saponifikasi
(Latin, sapo = sabun)
Pada pembahasan terdahulu telah
diketahui bahwa lemak dapat mengalami hidrolisis. Hidrolisis yang paling umum
adalah dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali disebut
penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut
sabun. Reaksi
hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan penyabunan. Bilangan
penyabunan adalah bilangan yang menyatakan jumlah miligram KOH yang
dibutuhkan untuk menyabun satu gram lemak atau minyak. Besar kecilnya bilangan
penyabunan tergantung pada panjang pendeknya rantai karbon asam lemak atau
dapat juga dikatakan bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada massa
molekul lemak tersebut.
b. Halogenasi
Asam
lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam lemak atau
minyak mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnya. Karena derajat
absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap pada asam
lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan
untuk menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk menentukan derajat
ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan
yodium. Bilangan yodium adalah bilangan yang menyatakan
banyaknya gram yodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat
bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium mengadakan
reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu makin banyak ikatan
rangkap, maka makin besar pula bilangan yodium
c. Hidrogenasi
Sejumlah
besar industri telah dikembangkan untuk merubah minyak tumbuhan menjadi lemak
padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses konversi
minyak menjadi lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal
dengan proses pengerasan. Salah satu cara adalah dengan mengalirkan gas
hidrogen dengan tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 °C) yang mengandung
katalis nikel yang terdispersi.
Fungsi
Lemak
Begituh banyak
fungsi dari lemak itu sendiri, diantaranya adalah sebagai pembangun sel. Lemak
adalah bagian penting dari membran yang membungkus setiap sel di tubuh kita.
Tanpa membran sel yang sehat, bagian lain dari sel tidak dapat berfungsi Sumber
energi. Lemak adalah makanan sumber energi yang paling efisien. Setiap gram
lemak menyediakan 9 kalori energi, sedangkan karbohodrat dan protein memberi 4
kalori.
Melindungi
organ. Banyak organ vital seperti ginjal, jantung, dan usus dilindungi oleh
lemak dengan memberinya bantalan agar terhindar dari luka dan menahan agar tetap
pada tempatnya.
Pembangun hormon. Lemak adalah unsur pembangun
sebagian senyawa terpenting bagi tubuh, termasuk prostaglandin, senyawa semacam
hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh. Lemak mengatur produksi hormon seks.
Pembangun otak.
Lemak menyediakan komponen penyusun tidak hanya bagi membran sel otak, tapi
juga myelin, 'jaket' lemak yang menyelimuti tiap serat syaraf, yang membuatnya
mampu menghantar pesan dengan lebih cepat.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.
Pembentukan
Emulsi
Emulsi adalah disperse atau suspensi menstabilkan
suatu cairan lain yang kedua tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi
yang stabil diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier yang berfungsi sebagai menurunkan tegangan permukaan
antara kedua fase cairan. Cara kerjanya disebabkan oleh bentuk molekulnya yang
dapat terikat baik pada minyak maupun air. Emulsifier
akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya
tegangan permukaan, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir – butir
minyak satu sama lain.
2.
Alkohol
a)
Pegertian
Alkohol
Alkohol dan eter
merupakan senyawa-senyawa organik yang mengandung atom oksigen yang berikatan
tunggal. Kedudukan atom oksigen didalam alkohol dan eter mirip dengan kedudukan
atom oksigen yang terikat pada molekul air. Oleh karena itu dapat dikatakan
struktur alkohol adalah sama dengan struktur air, dimana satu atom H pada air
diganti dengan R. sedangkan struktur eter adalah sama dengan struktur air
dimana kedua atom H pada air diganti dengan R.
H-O-H R-O-H R-O-R
Air
Alkohol Eter
Gugus R pada alkohol
dan eter dapat berbentuk alkil atau aril. Oleh karena itu, kedua golongan
senyawa ini sangat luas dijumpai. Baik dari hasil sintesis maupun yang terjadi
secara alami. Alkohol dan eter merupakan isomer, maksudnya alkohol dan eter
yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi mempunyai struktur yang berbeda
sehingga rumus molekul umum alkohol dan eter adalah sama, yaitu C2 H2O + 2O
CH3CH3-O-H CH3-O-CH3
CH3CH3-O-H CH3-O-CH3
Metanol
Dimetil eter
Bila diperhatikan
metanol dan dimetil eter diatas mempunyai rumus struktur yang berbeda, tetapi
rumus molekulnya sama : C2H6O.
Gugus alkil pada
alkohol boleh alifatik, boleh siklik. Namun yang biasa disebut alkohol adalah
yang mempunyai gugus alkil (R) alifatik. Oleh karena itu, bila dikaitkan dengan
alkanci, maka penamaan alkohol adalah mirip dengan alkana, dimana akhiran pada
alkana diganti dengan ol pada alkohol dumus molekul alkohol atau alkanol adalah
C2H2O + 2O
(Keenan,1992)
b)
Penggolongan
Alkohol
berdasarkan struktur
alkohol dapat terbagi menjadi tiga golongan yang didasarkan pada atom karbon
yang mengikat gugus hidroksil :
o
Alkohol primer adalah alkohol dimana
gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon yang merugikan satu atom karbon
yang lain.
o
Alkohol sekunder adalah alkohol dimana
gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon yang mengikat 2 atom karbon yang
lain.
o
Alkohol tersier adalah alkohol dimana
gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon yang mengikat tiga atom karbon
yang lain.
Sifat-sifat fisika dan kimia alkohol sering kali tergantung pada penggolongan tersebut. (Mastjah, Sabirin, dkk. 1993)
Sifat-sifat fisika dan kimia alkohol sering kali tergantung pada penggolongan tersebut. (Mastjah, Sabirin, dkk. 1993)
c)
Sifat
Alkohol
Sifat fisika : alkohol
mendidih pada temperatur yang cukup lebih tinggi dibandingkan hidrokarbon oleh
asosiasi molekul-molekul alkohol lewat ikatan hidrogen (garis putus-putus
menunjukkan ikatan hidrogen Hu). (Riduan, S. 1990)
3.
Eter
Eter
adalah suatu senyawa organik
yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil
maupun aril.[1]
Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut
dan anestetik
dietil
eter
(etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3).
Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini
merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat
dan lignin.
4.
Kloroform
kloroform, atau
trichloromethane [1], CHCl3, komposisi nama
elemen klorin dan memperpendek formil (asam
format radikal).
Kloroform adalah
pelarut nonpolar yang
telah banyak digunakan dalam
kimia, kini digantikan oleh
pelarut lainnya. Kloroform dapat membusuk menjadi diklorkarben
penggunaan reagen basa kuat, ini mungkin baik
diinginkan dan tidak diinginkan. Kloroform
tidak mudah terbakar, tetapi pada suhu tinggi di udara untuk membentuk fosgen.
Solusi Kloroform
termasuk ABS dan
plastik styrene lainnya dan dapat digunakan untuk memadukan bagian-bagian plastik dalam apa yang disebut bahasa sehari-hari penembakan.
Kloroform adalah
salah satu anestesi selama
operasi tertua. Itu dianggap memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan eter, antara lain, itu tidak mudah
terbakar dan juga memiliki aroma
yang menyenangkan. Menjelang akhir tahun 1800-an disadari bahwa kloroform juga memiliki kecenderungan untuk menyebabkan kerusakan hati
dan aritmia jantung, dan eter yang dominan
anestesi.
Kloroform juga
telah digunakan untuk menidurkan hewan.
Kloroform sebelumnya
telah tersedia tanpa resep di
apotek, tapi sekarang tidak lagi. Item yang bernama "Kloroform: solusi Gigi" memiliki
penggunaan terbatas karena mengandung hanya sekitar 5% kloroform
digunakan untuk melarutkan resin dalam larutan.
Dalam
beberapa Dick kloroform digunakan sebagai anestesi. Pelaku tekan kain
terhadap hidung dan
mulut korban sehingga uap pernapasan dan
pingsan. Pada kenyataannya, efeknya
tidak secepat seperti yang sering
ada di film dan serial.
5.
Natrium karbonat
Natrium karbonat (juga dikenal sebagai mencuci
soda atau soda abu), Na2CO3 adalah garam natrium dari asam karbonat. Ini paling
sering terjadi sebagai heptahidrat kristal, yang siap effloresces untuk
membentuk bubuk putih, monohidrat. Natrium karbonat dalam negeri terkenal untuk
digunakan sehari-hari sebagai pelunak air. Hal ini dapat diekstraksi dari abu
banyak tanaman. Hal ini sintetis diproduksi dalam jumlah besar dari garam
(natrium klorida) dan batu kapur dalam proses yang dikenal sebagai proses
Solvay.
Pembuatan kaca
adalah salah satu penggunaan yang paling penting dari natrium karbonat. Natrium
karbonat bertindak sebagai fluks untuk silika, menurunkan titik leleh campuran
sesuatu dicapai tanpa bahan khusus. Ini "Gelas soda" ini agak larut
dalam air, sehingga beberapa kalsium karbonat ditambahkan ke dalam campuran pra-meleleh
untuk membuat kaca yang dihasilkan larut. Jenis kaca dikenal sebagai soda kapur
kaca: "soda" untuk natrium karbonat dan "kapur" untuk
kalsium karbonat. Soda kapur kaca telah menjadi bentuk yang paling umum dari
kaca selama berabad-abad.
Natrium karbonat
juga digunakan sebagai dasar relatif kuat di berbagai pengaturan. Misalnya,
natrium karbonat digunakan sebagai pengatur pH basa untuk mempertahankan
kondisi yang stabil diperlukan untuk tindakan mayoritas film fotografi
mengembangkan agen.
Ini adalah aditif
umum di kolam kota yang digunakan untuk menetralkan efek asam dari klorin dan
meningkatkan pH.
Dalam memasak,
kadang-kadang digunakan sebagai pengganti natrium hidroksida untuk lyeing,
terutama dengan Jerman pretzel dan alkali gulungan. Piring ini diperlakukan
dengan larutan zat alkali untuk mengubah pH permukaan makanan dan meningkatkan
kecoklatan.
Dalam taksidermi,
natrium karbonat ditambahkan ke dalam air mendidih akan menghapus daging dari
tengkorak atau tulang piala untuk menciptakan "Eropa tengkorak mount"
atau untuk tampilan pendidikan dalam studi biologi dan sejarah.
Dalam kimia, sering
digunakan sebagai elektrolit. Hal ini karena elektrolit biasanya berbasis
garam, natrium karbonat dan bertindak sebagai konduktor yang sangat baik dalam
proses elektrolisis. Selain itu, tidak seperti ion klorida, yang membentuk gas
klor, ion karbonat tidak korosif pada anoda. Hal ini juga digunakan sebagai
standar utama untuk titrasi asam-basa karena padat dan udara-stabil, sehingga
mudah untuk menimbang secara akurat.
Keperluan rumah
tangga
Dalam penggunaan
domestik, digunakan sebagai pelunak air pencucian. Ini bersaing dengan
magnesium dan kalsium ion dalam air keras dan mencegah mereka dari ikatan
dengan deterjen yang digunakan. Natrium karbonat dapat digunakan untuk
menghilangkan lemak, minyak dan noda anggur. Itu dijual sebagai soda cuci,
kristal soda, atau soda sal. Natrium karbonat juga digunakan sebagai agen
pembersih kerak di boiler seperti yang ditemukan dalam pot kopi dan mesin
espresso.
Dalam pencelupan
dengan pewarna serat-reaktif, natrium karbonat (sering di bawah nama seperti
soda ash fiksatif atau soda abu aktivator) digunakan untuk memastikan ikatan
kimia yang tepat dari pewarna dengan selulosa (tanaman) serat, biasanya sebelum
pencelupan (untuk pewarna dasi) , dicampur dengan pewarna (untuk lukisan
pewarna), atau setelah pencelupan (dyeing untuk perendaman).
Uji natrium
karbonat
Natrium karbonat
Uji (tidak harus bingung dengan natrium karbonat uji ekstrak) digunakan untuk
membedakan antara beberapa ion logam biasa, yang diendapkan sebagai karbonat
masing-masing. Tes ini dapat membedakan antara Cu, Fe dan Ca / Zn / Pb. Larutan
natrium karbonat ditambahkan ke garam logam. Sebuah endapan biru menunjukkan
ion Cu2 +. Sebuah endapan hijau kotor menunjukkan ion Fe2 +. Sebuah endapan
kuning-coklat menunjukkan Fe3 + ion. Sebuah endapan putih menunjukkan Ca2 +,
Zn2 + atau Pb2 + ion. Senyawa-senyawa yang terbentuk adalah, masing-masing,
tembaga (II) karbonat, besi (II) karbonat, besi (III) oksida, kalsium karbonat,
seng karbonat dan timbal (II) karbonat. Tes ini digunakan untuk mengendapkan
ion hadir karena hampir semua karbonat tidak larut. Meskipun tes ini berguna
untuk memberitahu kation ini terpisah, gagal jika ion lain yang hadir, karena
sebagian karbonat logam larut dan akan mengendap. Selain itu, ion kalsium, seng
dan timah putih semua menghasilkan endapan dengan karbonat, sehingga sulit
untuk membedakan antara mereka. Alih-alih natrium karbonat, natrium hidroksida
dapat ditambahkan, ini memberikan hampir warna yang sama, kecuali bahwa timbal
dan seng hidroksida yang larut dalam alkali berlebih, dan karenanya dapat
dibedakan dari kalsium. Untuk urutan lengkap tes yang digunakan untuk analisis
kualitatif kation, lihat analisis kualitatif anorganik.
Aplikasi lain
Natrium karbonat
adalah aditif makanan (E500) digunakan sebagai pengatur keasaman, agen
anti-caking, meningkatkan agen, dan stabilizer. Ini adalah salah satu komponen
dari kansui, larutan garam alkali digunakan untuk memberikan mie ramen rasa
khas dan tekstur. Hal ini juga digunakan dalam produksi snus (tembakau bergaya
Swedia) untuk menstabilkan pH produk akhir. Di Swedia, snus diatur sebagai
produk makanan karena itu dimasukkan ke dalam mulut, membutuhkan pasteurisasi,
dan hanya berisi bahan-bahan yang disetujui sebagai aditif makanan.
Natrium karbonat
juga digunakan dalam produksi bubuk serbat. The pendinginan dan mendesis hasil
sensasi dari reaksi endotermik antara natrium karbonat dan asam lemah, asam
sitrat umum, melepaskan gas karbon dioksida, yang terjadi ketika serbat yang
dibasahi oleh air liur.
Di Cina, digunakan
untuk mengganti alkali-air di kerak kue bulan tradisional Kanton, dan dalam
banyak roti kukus Cina lainnya dan mie.
Natrium karbonat
digunakan oleh industri batu bata sebagai bahan pembasah untuk mengurangi
jumlah air yang dibutuhkan untuk mengusir tanah liat.
Dalam casting, ini
disebut sebagai "bonding agent" dan digunakan untuk memungkinkan
alginat basah untuk mematuhi alginat gel.
Natrium karbonat
digunakan dalam pasta gigi, di mana ia bertindak sebagai agen berbusa dan
abrasif, dan untuk sementara meningkatkan pH mulut.
Natrium karbonat,
dalam larutan dengan garam biasa, dapat digunakan untuk membersihkan perak.
Dalam wadah non-reaktif (kaca, plastik atau keramik) aluminium foil dan obyek
perak direndam dalam larutan garam panas. Ditinggikan pH melarutkan lapisan
aluminium oksida pada foil dan memungkinkan sebuah sel elektrolit yang akan
didirikan. Ion hidrogen yang dihasilkan oleh reaksi ini mengurangi ion sulfida
pada perak memulihkan logam perak. Sulfida dapat dirilis sebagai sejumlah kecil
hidrogen sulfida. Pembilasan dan lembut memoles perak mengembalikan kondisi
yang sangat dipoles.
6. Protein
Protein (asal
kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer
dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur
serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan
protein merupakan enzim
atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau
mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi,
sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga
dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam amino bagi organisme
yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein
merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,
lipid, dan polinukleotida, yang
merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah
satu molekul
yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis
protein alami sama dengan ekspresi
genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi
menjadi RNA, yang
berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai
tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino
proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang
memiliki fungsi penuh secara biologi.
7. Sabun
Sabun adalah surfaktan
yang digunakan dengan air
untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang
disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah
meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu
permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah
dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen
sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
Banyak sabun
merupakan campuran garam
natrium atau kalium dari asam lemak
yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada
suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi.
Lemak akan terhidrolisis
oleh basa,
menghasilkan gliserol
dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang
dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun
dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak
zaitun.
BAB III
TABEL PENGAMATAN
I.
Uji Noda Lemak
No Tabung
|
Larutan
|
Hasil Pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
1.
|
2 ml alcohol + eter +
10 tetes minyak kelapa
|
Warna alcohol + eter
berwarna putih bening sebelum dihomogenkan
|
Warna alcohol + eter
+ minyak setelah dihomogenkan berwarna putih kekuningan. Minyak larut setelah
didiamkan cukup lama. Larutan berwarna kekuningan
|
2.
|
2 ml alcohol + eter +
10 tetes minyak kelapa (kertas saring dan kertas tulis)
|
Terdapat noda yang
terbentuk
|
-
Kertas tulis : masih terdapat
noda yang terbentuk karena disebabkan oleh adanya larutan minyak yang tidak
dapat larut dalma air
-
Kertas saring : masih terdapat
noda yang terbentuk, tetapi tidak terlalu terlihat. Noda yang terlihat lebih
terang kertas tulis dari pada kertas saring
|
II.
Uji Kelarutan Lemak
No Tabung
|
Larutan
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
1.
|
1 ml aquades + 5
tetes minyak kelapa
|
Warna larutan sebelum
dihomogenkan berwarna putih bening
|
Warna larutan sesudah
dihomogenkan warna larutan berwarna putih keruh, di atas larutan terdapat
gelembung minyak. Karena minyak tidak dapat menyatu / larut
|
2.
|
1 ml alcohol 96% eter
+ 5 tetes minyak kelapa
|
Warna larutan sebelum
dihomogenkan berwarna putih bening
|
Warna larutan setelah
dihomogenkan berwarna putih bening, karena miyak dapat larut dalam alcohol
|
3.
|
1 ml kloroform + 5
tetes minyak kelapa
|
Warna larutan sebelum
dihomogenkan berwarna putih bening
|
Warna larutan setelah
dihomogenkan berwarna putih bening, Karena minyak dapat larut dalam larutan
kloroform
|
4.
|
1 ml Na2 CO3 + 5
tetes minyak kelapa
|
Warna larutan sebelum
dihomogenkan berwarna putih bening
|
Warna larutan sesudah
dihomogenkan berwarna putih keruh hampir menuju putih susu di atas larutan
terdapat endapan glembung gelembung minyak yang kecil kecil
|
III.
Uji Pembentukan Emulsi
No Tabung
|
Larutan
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
1.
|
5 tetes minyak + 2ml
aquades
|
Warna larutan
berwarna putih bening sebelum dihomogenkan
|
Warna larutan sesudah
dihomogenkan berwarna putih bening di atas larutan terdapat endapan minyak
|
2.
|
5 tetes minyak + 2 ml
aquades + 5 tetes Na2Co3
|
Warna larutan
berwarna putih bening sebelum dihomogenkan
|
Warna larutan sesudah
dihomogenkan berwarna putih agag keruh. Diatas larutan terdapat larutan
minyak
|
3.
|
5 tetes minyak + 2 ml
aquades + 2ml sabun
|
Warna larutan
berwarna putih keruh sebelum dihomogenkan
|
Warna larutan sesudah
dihomogenkan berwarna putih keruh dan terdapat endapan
|
4.
|
5 tetes minyak + 2ml
protein
|
Warna larutan
berwarna putih keruh sebelum dihomogenkan
|
Warna larutan sesudah
dihomogenkan berwarna putih susu ada endapan
|
5.
|
5 tetes minyak + 2 ml
empedu encer
|
Warna larutan
berwarna hijau bening sebelum dihomogenkan
|
Warna larutan sesudah
dihomogenkan berwarna hijau keruh ada endapan
|
BAB IV
PEMBAHASAN
·
Uji Noda Lemak
Larutan
2ml alcohol+ eter dan 10 tetes minyak kelapa sebelum dihomogenkan dapat
menyatu. Setelah dihomogenkan dapat menyatu dengan sempurna dengan warna putih
kekuningan.
Setelah
larutan diletakkan di atas kertas tulis maupun kertas saring terdapat noda
noda. Noda tersebut terbentuk karena adanya minyak yang terkandung dalam
larutan.
Setelah
kedua kertas di cuci dengan air, noda nyang terdapat pada kertas tidak dapat
menghilang karena larutan yang lmengandung minyak tidak dapat larut dalam air
yang menyebabkan noda tetap tidak dapat hilang dari kertas tulis maupun kertas
saring
·
Uji Kelarutan Lemak
ü Pada
tabung 1
Larutan
minyak dan larutan aquades sebelum dihomogenkan maupun setelah dihomogenkan
tidak dapat menyatu yaitu larutan minyak tetap menggumpal diatas air, setelah
dihomogenkan larutan minyak berada di antara larutan air yang berbentuk
gelembung secara terpisah. Setelah didiamkan, minyak menyatu kembali dan
terdapat diatas larutan aquades
ü Pada
tabung 2
Larutan alcohol + eter
yang di campur dengan minyak dapat larut sebelum dihomogenkan, setelah
dihomogenkan, larutan tersebut semakin menyatu sempurna. Hal ini disebabkan
karena minyak dapat larut dalam larutan non polar. Larutan non polar yang
terkandung adalah larutan eter yang sebelumnya telah tercampur denagn alcohol
ü Pada
tabung 3
Larutan kloroform yang
di campur dengan minyak dapat larut sebelum dihomogenkan, setelah dihomogenkan,
larutan tersebut semakin menyatu sempurna. Hal ini disebabkan karena klorofotm
termasuk larutan non polar sedangkan larutan minyak dapat larut dalam larutan
non polar.
ü Pada
tabung 4
Minyak yang dilarutkan
kedalam larutan Na2CO3 tidak dapat menyatu. Karena Na2CO3 bukan larutan non
polar, sedangkan minyak hanya dapat larut dalam larutan non polar. Larutan
Na2CO3 juga mengandung garam yang merupakan dapat larut dalam air,sedangkan minyak
tidak dapat larut dalam air.
·
Uji Pembentukan Emulsi
ü Tabung
1
Larutan minyak dan
larutan aquades sebelum dihomogenkan maupun setelah dihomogenkan tidak dapat
menyatu yaitu larutan minyak tetap menggumpal diatas air, setelah dihomogenkan
larutan minyak berada di antara larutan air yang berbentuk gelembung secara
terpisah. Setelah didiamkan, minyak menyatu kembali dan terdapat diatas larutan
aquades. Hal ini karena tidak ada penstabilan suatu cairan yang kedua larutan
yaitu air dan minyak tidak dapat saling melarutkan dan tidak ada larutan
pengemulsi antara kedua larutan
ü Tabung
2
Minyak yang dilarutkan
kedalam larutan Na2CO3 tidak dapat menyatu. Karena Na2CO3 bukan larutan non
polar, sedangkan minyak hanya dapat larut dalam larutan non polar. Larutan Na2CO3
juga mengandung garam yang merupakan dapat larut dalam air,sedangkan minyak
tidak dapat larut dalam air. Hal ini karena tidak ada penstabilan suatu cairan
yang kedua larutan yaitu air, Na2CO3 dan minyak tidak dapat saling melarutkan
dan tidak ada larutan pengemulsi antara ketiga larutan
ü Tabung
3
Larutan aquades + sabun
menyatu walaupun sebelum dihomogenkan, sedangkan minyak mengalami perubahan
setelah dihomogenkan, yaitu terjadi gelembung antara larutan aquades. Hal ini
karena terdapat larutan sabun sebagai pengemulsi antara aquades dan minyak.
Pengemulsian tersebut karena menurunnya tegangan permukaan pada larutan minyak
ü Tabung
4
Larutan minyak dan
protein sebelum dihomogenkan tidak dapat menyatu, setelah dihomogenkan tidak
dapat menyatu, tetapi protein sedikit mengikat minyak yang membuat minyak
membentuk gelembung yang membuat minyak terpisah dan menempel pada dinding
tabung maupun di antara larutan protein
ü Tabung
5
Larutan minyak dan empedu
encer sebelum dihomogenkan tidak dapat
menyatu, setelah dihomogenkan tidak dapat menyatu, tetapi empedu encer sedikit
mengikat minyak yang membuat minyak membentuk gelembung yang membuat minyak
terpisah dan menempel pada dinding tabung maupun di antara larutan empedu encer.
BAB V
KESIMPULAN
·
Uji Noda Lemak
Pada
kertas saring maupun kertas tulis tetap terdapat noda yang menempel walaupin
dibilas dengan air, karena sifat air yang tidak dapat menyatu terhadap minyak. Pada
kertas tulis memiliki noda yang lebih terang dari pada kertas saring karena untuk memisahkan zat padat terlarut dan zat padat
tersuspensi.
·
Uji Kelarutan Lemak
Minyak
dapat larut dalam larutan non polar seperti eter, kloroform, aseton, benzene
dan larutan non polar lainnya. Pada tabung ke 1 dan ke 4 minyak tidak dapat
larut karena bukan aquades dan larutan Na2Co3 bukan larutan non polar,
sedangkan pada tabung 2 dan 3 merupakan larutan non polar.
·
Uji Pembentukan Emulsi
Pembentukan
emulsi yang terjadi adlah pada tabung 3,4,dan 5 karena terdapat larutan
pengemulsi, sedangkan pada tabung 1 dan 2 tidak terdapat larutan pengemulsi
sehingga tidak terjadi pengemulsian.
makasi atas info uji noda lemaknya... sangat membantu :D
BalasHapusmari kita basmi koruptor yang berada di indonesia...!!!
BalasHapusMERDEKA...!!!
bisa buat belajar
BalasHapus