Sabtu, 22 Juni 2013

LEMAK


LAPORAN PRAKTIKUM
“LEMAK”
“UJI NODA LEMAK, UJI KELARUTAN dan UJI EMULSI”


TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA

Jurusan Peternakan
Program Studi Produksi Ternak

Oleh
Lusi Nur Agustin
C31120390

Dosen

Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU,MP

Nurkholis. S.Pt, MP








KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian lemak adalah kelompok ikatan organik yang terdiri atas unsure-unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu, seperti petroleum benzene, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur rendah bersifat cair. (Sediaoetama, 1989).
Lemak adalah bahan-bahan yang mengandung asam lemak, baik ada yang dalam bentuk cair dalam temperatur biasa maupun ada dalam bentuk padat.lemak cair dalam temperatur biasa disebut minyak (oil), sedangkan yang berbentuk padat disebut lemak (fat).
Struktur kimia lemak terdiri dari ikatan antara asam lemak dan gliserol. Sifat lemak larut dalam pelarut non polar, seperti etanol, ether, kloroform, dan benzene. (Sunita Almatsier, 2004).
Lemak merupakan bahan padat pada suhu ruang disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi, sedangkan minyak merupakan bahan cair pada suhu ruang disebabkan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah (Winarno, 1992).






Sifat-Sifat Lemak
1.      Sifat Fisis Lemak
a.       Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
b.      Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 °C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur –17 °C.
c.       Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air. (Mengapa?)
d.      Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut lemak yang baik.
2.      Sifat Kimia Lemak
a.       Reaksi Penyabunan atau Saponifikasi (Latin, sapo = sabun)
Pada pembahasan terdahulu telah diketahui bahwa lemak dapat mengalami hidrolisis. Hidrolisis yang paling umum adalah dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali disebut penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut sabun. Reaksi hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan penyabunan. Bilangan penyabunan adalah bilangan yang menyatakan jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabun satu gram lemak atau minyak. Besar kecilnya bilangan penyabunan tergantung pada panjang pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat juga dikatakan bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada massa molekul lemak tersebut.





b.      Halogenasi
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam lemak atau minyak mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnya. Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan yodium. Bilangan yodium adalah bilangan yang menyatakan banyaknya gram yodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu makin banyak ikatan rangkap, maka makin besar pula bilangan yodium
c.       Hidrogenasi
Sejumlah besar industri telah dikembangkan untuk merubah minyak tumbuhan menjadi lemak padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses konversi minyak menjadi lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal dengan proses pengerasan. Salah satu cara adalah dengan mengalirkan gas hidrogen dengan tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 °C) yang mengandung katalis nikel yang terdispersi.






Fungsi Lemak
Begituh banyak fungsi dari lemak itu sendiri, diantaranya adalah sebagai pembangun sel. Lemak adalah bagian penting dari membran yang membungkus setiap sel di tubuh kita. Tanpa membran sel yang sehat, bagian lain dari sel tidak dapat berfungsi Sumber energi. Lemak adalah makanan sumber energi yang paling efisien. Setiap gram lemak menyediakan 9 kalori energi, sedangkan karbohodrat dan protein memberi 4 kalori.
Melindungi organ. Banyak organ vital seperti ginjal, jantung, dan usus dilindungi oleh lemak dengan memberinya bantalan agar terhindar dari luka dan menahan agar tetap pada tempatnya.
 Pembangun hormon. Lemak adalah unsur pembangun sebagian senyawa terpenting bagi tubuh, termasuk prostaglandin, senyawa semacam hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh. Lemak mengatur produksi hormon seks.
Pembangun otak. Lemak menyediakan komponen penyusun tidak hanya bagi membran sel otak, tapi juga myelin, 'jaket' lemak yang menyelimuti tiap serat syaraf, yang membuatnya mampu menghantar pesan dengan lebih cepat.







BAB II
LANDASAN TEORI
1.     Pembentukan Emulsi
Emulsi adalah disperse atau suspensi menstabilkan suatu cairan lain yang kedua tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier yang berfungsi sebagai menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Cara kerjanya disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir – butir minyak satu sama lain.
2.     Alkohol
a)      Pegertian Alkohol
Alkohol dan eter merupakan senyawa-senyawa organik yang mengandung atom oksigen yang berikatan tunggal. Kedudukan atom oksigen didalam alkohol dan eter mirip dengan kedudukan atom oksigen yang terikat pada molekul air. Oleh karena itu dapat dikatakan struktur alkohol adalah sama dengan struktur air, dimana satu atom H pada air diganti dengan R. sedangkan struktur eter adalah sama dengan struktur air dimana kedua atom H pada air diganti dengan R.
H-O-H R-O-H R-O-R
Air Alkohol Eter
Gugus R pada alkohol dan eter dapat berbentuk alkil atau aril. Oleh karena itu, kedua golongan senyawa ini sangat luas dijumpai. Baik dari hasil sintesis maupun yang terjadi secara alami. Alkohol dan eter merupakan isomer, maksudnya alkohol dan eter yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi mempunyai struktur yang berbeda sehingga rumus molekul umum alkohol dan eter adalah sama, yaitu C2 H2O + 2O
CH3CH3-O-H CH3-O-CH3
Metanol Dimetil eter
Bila diperhatikan metanol dan dimetil eter diatas mempunyai rumus struktur yang berbeda, tetapi rumus molekulnya sama : C2H6O.
Gugus alkil pada alkohol boleh alifatik, boleh siklik. Namun yang biasa disebut alkohol adalah yang mempunyai gugus alkil (R) alifatik. Oleh karena itu, bila dikaitkan dengan alkanci, maka penamaan alkohol adalah mirip dengan alkana, dimana akhiran pada alkana diganti dengan ol pada alkohol dumus molekul alkohol atau alkanol adalah C2H2O + 2O
(Keenan,1992)
b)     Penggolongan Alkohol
berdasarkan struktur alkohol dapat terbagi menjadi tiga golongan yang didasarkan pada atom karbon yang mengikat gugus hidroksil :
o   Alkohol primer adalah alkohol dimana gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon yang merugikan satu atom karbon yang lain.
o   Alkohol sekunder adalah alkohol dimana gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon yang mengikat 2 atom karbon yang lain.
o   Alkohol tersier adalah alkohol dimana gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon yang mengikat tiga atom karbon yang lain.
Sifat-sifat fisika dan kimia alkohol sering kali tergantung pada penggolongan tersebut. (Mastjah, Sabirin, dkk. 1993)
c)      Sifat Alkohol
Sifat fisika : alkohol mendidih pada temperatur yang cukup lebih tinggi dibandingkan hidrokarbon oleh asosiasi molekul-molekul alkohol lewat ikatan hidrogen (garis putus-putus menunjukkan ikatan hidrogen Hu). (Riduan, S. 1990)
3.     Eter
Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil maupun aril.[1] Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3). Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.




4.    Kloroform
kloroform, atau trichloromethane [1], CHCl3, komposisi nama elemen klorin dan memperpendek formil (asam format radikal).
Kloroform adalah pelarut nonpolar yang telah banyak digunakan dalam kimia, kini digantikan oleh pelarut lainnya. Kloroform dapat membusuk menjadi diklorkarben penggunaan reagen basa kuat, ini mungkin baik diinginkan dan tidak diinginkan. Kloroform tidak mudah terbakar, tetapi pada suhu tinggi di udara untuk membentuk fosgen.
Solusi Kloroform termasuk ABS dan plastik styrene lainnya dan dapat digunakan untuk memadukan bagian-bagian plastik dalam apa yang disebut bahasa sehari-hari penembakan.
Kloroform adalah salah satu anestesi selama operasi tertua. Itu dianggap memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan eter, antara lain, itu tidak mudah terbakar dan juga memiliki aroma yang menyenangkan. Menjelang akhir tahun 1800-an disadari bahwa kloroform juga memiliki kecenderungan untuk menyebabkan kerusakan hati dan aritmia jantung, dan eter yang dominan anestesi.
Kloroform juga telah digunakan untuk menidurkan hewan.
Kloroform sebelumnya telah tersedia tanpa resep di apotek, tapi sekarang tidak lagi. Item yang bernama "Kloroform: solusi Gigi" memiliki penggunaan terbatas karena mengandung hanya sekitar 5% kloroform digunakan untuk melarutkan resin dalam larutan.
Dalam beberapa Dick kloroform digunakan sebagai anestesi. Pelaku tekan kain terhadap hidung dan mulut korban sehingga uap pernapasan dan pingsan. Pada kenyataannya, efeknya tidak secepat seperti yang sering ada di film dan serial.







5.   Natrium karbonat
Natrium karbonat (juga dikenal sebagai mencuci soda atau soda abu), Na2CO3 adalah garam natrium dari asam karbonat. Ini paling sering terjadi sebagai heptahidrat kristal, yang siap effloresces untuk membentuk bubuk putih, monohidrat. Natrium karbonat dalam negeri terkenal untuk digunakan sehari-hari sebagai pelunak air. Hal ini dapat diekstraksi dari abu banyak tanaman. Hal ini sintetis diproduksi dalam jumlah besar dari garam (natrium klorida) dan batu kapur dalam proses yang dikenal sebagai proses Solvay.
Pembuatan kaca adalah salah satu penggunaan yang paling penting dari natrium karbonat. Natrium karbonat bertindak sebagai fluks untuk silika, menurunkan titik leleh campuran sesuatu dicapai tanpa bahan khusus. Ini "Gelas soda" ini agak larut dalam air, sehingga beberapa kalsium karbonat ditambahkan ke dalam campuran pra-meleleh untuk membuat kaca yang dihasilkan larut. Jenis kaca dikenal sebagai soda kapur kaca: "soda" untuk natrium karbonat dan "kapur" untuk kalsium karbonat. Soda kapur kaca telah menjadi bentuk yang paling umum dari kaca selama berabad-abad.
Natrium karbonat juga digunakan sebagai dasar relatif kuat di berbagai pengaturan. Misalnya, natrium karbonat digunakan sebagai pengatur pH basa untuk mempertahankan kondisi yang stabil diperlukan untuk tindakan mayoritas film fotografi mengembangkan agen.
Ini adalah aditif umum di kolam kota yang digunakan untuk menetralkan efek asam dari klorin dan meningkatkan pH.
Dalam memasak, kadang-kadang digunakan sebagai pengganti natrium hidroksida untuk lyeing, terutama dengan Jerman pretzel dan alkali gulungan. Piring ini diperlakukan dengan larutan zat alkali untuk mengubah pH permukaan makanan dan meningkatkan kecoklatan.
Dalam taksidermi, natrium karbonat ditambahkan ke dalam air mendidih akan menghapus daging dari tengkorak atau tulang piala untuk menciptakan "Eropa tengkorak mount" atau untuk tampilan pendidikan dalam studi biologi dan sejarah.
Dalam kimia, sering digunakan sebagai elektrolit. Hal ini karena elektrolit biasanya berbasis garam, natrium karbonat dan bertindak sebagai konduktor yang sangat baik dalam proses elektrolisis. Selain itu, tidak seperti ion klorida, yang membentuk gas klor, ion karbonat tidak korosif pada anoda. Hal ini juga digunakan sebagai standar utama untuk titrasi asam-basa karena padat dan udara-stabil, sehingga mudah untuk menimbang secara akurat.
Keperluan rumah tangga
Dalam penggunaan domestik, digunakan sebagai pelunak air pencucian. Ini bersaing dengan magnesium dan kalsium ion dalam air keras dan mencegah mereka dari ikatan dengan deterjen yang digunakan. Natrium karbonat dapat digunakan untuk menghilangkan lemak, minyak dan noda anggur. Itu dijual sebagai soda cuci, kristal soda, atau soda sal. Natrium karbonat juga digunakan sebagai agen pembersih kerak di boiler seperti yang ditemukan dalam pot kopi dan mesin espresso.
Dalam pencelupan dengan pewarna serat-reaktif, natrium karbonat (sering di bawah nama seperti soda ash fiksatif atau soda abu aktivator) digunakan untuk memastikan ikatan kimia yang tepat dari pewarna dengan selulosa (tanaman) serat, biasanya sebelum pencelupan (untuk pewarna dasi) , dicampur dengan pewarna (untuk lukisan pewarna), atau setelah pencelupan (dyeing untuk perendaman).
Uji natrium karbonat
Natrium karbonat Uji (tidak harus bingung dengan natrium karbonat uji ekstrak) digunakan untuk membedakan antara beberapa ion logam biasa, yang diendapkan sebagai karbonat masing-masing. Tes ini dapat membedakan antara Cu, Fe dan Ca / Zn / Pb. Larutan natrium karbonat ditambahkan ke garam logam. Sebuah endapan biru menunjukkan ion Cu2 +. Sebuah endapan hijau kotor menunjukkan ion Fe2 +. Sebuah endapan kuning-coklat menunjukkan Fe3 + ion. Sebuah endapan putih menunjukkan Ca2 +, Zn2 + atau Pb2 + ion. Senyawa-senyawa yang terbentuk adalah, masing-masing, tembaga (II) karbonat, besi (II) karbonat, besi (III) oksida, kalsium karbonat, seng karbonat dan timbal (II) karbonat. Tes ini digunakan untuk mengendapkan ion hadir karena hampir semua karbonat tidak larut. Meskipun tes ini berguna untuk memberitahu kation ini terpisah, gagal jika ion lain yang hadir, karena sebagian karbonat logam larut dan akan mengendap. Selain itu, ion kalsium, seng dan timah putih semua menghasilkan endapan dengan karbonat, sehingga sulit untuk membedakan antara mereka. Alih-alih natrium karbonat, natrium hidroksida dapat ditambahkan, ini memberikan hampir warna yang sama, kecuali bahwa timbal dan seng hidroksida yang larut dalam alkali berlebih, dan karenanya dapat dibedakan dari kalsium. Untuk urutan lengkap tes yang digunakan untuk analisis kualitatif kation, lihat analisis kualitatif anorganik.
Aplikasi lain
Natrium karbonat adalah aditif makanan (E500) digunakan sebagai pengatur keasaman, agen anti-caking, meningkatkan agen, dan stabilizer. Ini adalah salah satu komponen dari kansui, larutan garam alkali digunakan untuk memberikan mie ramen rasa khas dan tekstur. Hal ini juga digunakan dalam produksi snus (tembakau bergaya Swedia) untuk menstabilkan pH produk akhir. Di Swedia, snus diatur sebagai produk makanan karena itu dimasukkan ke dalam mulut, membutuhkan pasteurisasi, dan hanya berisi bahan-bahan yang disetujui sebagai aditif makanan.
Natrium karbonat juga digunakan dalam produksi bubuk serbat. The pendinginan dan mendesis hasil sensasi dari reaksi endotermik antara natrium karbonat dan asam lemah, asam sitrat umum, melepaskan gas karbon dioksida, yang terjadi ketika serbat yang dibasahi oleh air liur.
Di Cina, digunakan untuk mengganti alkali-air di kerak kue bulan tradisional Kanton, dan dalam banyak roti kukus Cina lainnya dan mie.
Natrium karbonat digunakan oleh industri batu bata sebagai bahan pembasah untuk mengurangi jumlah air yang dibutuhkan untuk mengusir tanah liat.
Dalam casting, ini disebut sebagai "bonding agent" dan digunakan untuk memungkinkan alginat basah untuk mematuhi alginat gel.
Natrium karbonat digunakan dalam pasta gigi, di mana ia bertindak sebagai agen berbusa dan abrasif, dan untuk sementara meningkatkan pH mulut.
Natrium karbonat, dalam larutan dengan garam biasa, dapat digunakan untuk membersihkan perak. Dalam wadah non-reaktif (kaca, plastik atau keramik) aluminium foil dan obyek perak direndam dalam larutan garam panas. Ditinggikan pH melarutkan lapisan aluminium oksida pada foil dan memungkinkan sebuah sel elektrolit yang akan didirikan. Ion hidrogen yang dihasilkan oleh reaksi ini mengurangi ion sulfida pada perak memulihkan logam perak. Sulfida dapat dirilis sebagai sejumlah kecil hidrogen sulfida. Pembilasan dan lembut memoles perak mengembalikan kondisi yang sangat dipoles.


6.     Protein
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.



7.     Sabun
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun.








BAB III
TABEL PENGAMATAN
      I.            Uji Noda Lemak
No Tabung
Larutan
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
1.
2 ml alcohol + eter + 10 tetes minyak kelapa
Warna alcohol + eter berwarna putih bening sebelum dihomogenkan
Warna alcohol + eter + minyak setelah dihomogenkan berwarna putih kekuningan. Minyak larut setelah didiamkan cukup lama. Larutan berwarna kekuningan
2.
2 ml alcohol + eter + 10 tetes minyak kelapa (kertas saring dan kertas tulis)
Terdapat noda yang terbentuk
-          Kertas tulis : masih terdapat noda yang terbentuk karena disebabkan oleh adanya larutan minyak yang tidak dapat larut dalma air
-          Kertas saring : masih terdapat noda yang terbentuk, tetapi tidak terlalu terlihat. Noda yang terlihat lebih terang kertas tulis dari pada kertas saring








   II.            Uji Kelarutan Lemak
No Tabung
Larutan
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
1.
1 ml aquades + 5 tetes minyak kelapa
Warna larutan sebelum dihomogenkan berwarna putih bening
Warna larutan sesudah dihomogenkan warna larutan berwarna putih keruh, di atas larutan terdapat gelembung minyak. Karena minyak tidak dapat menyatu / larut
2.
1 ml alcohol 96% eter + 5 tetes minyak kelapa
Warna larutan sebelum dihomogenkan berwarna putih bening
Warna larutan setelah dihomogenkan berwarna putih bening, karena miyak dapat larut dalam alcohol
3.
1 ml kloroform + 5 tetes minyak kelapa
Warna larutan sebelum dihomogenkan berwarna putih bening
Warna larutan setelah dihomogenkan berwarna putih bening, Karena minyak dapat larut dalam larutan kloroform
4.
1 ml Na2 CO3 + 5 tetes minyak kelapa
Warna larutan sebelum dihomogenkan berwarna putih bening
Warna larutan sesudah dihomogenkan berwarna putih keruh hampir menuju putih susu di atas larutan terdapat endapan glembung gelembung minyak yang kecil kecil






III.            Uji Pembentukan Emulsi
No Tabung
Larutan
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
1.
5 tetes minyak + 2ml aquades
Warna larutan berwarna putih bening sebelum dihomogenkan
Warna larutan sesudah dihomogenkan berwarna putih bening di atas larutan terdapat endapan minyak
2.
5 tetes minyak + 2 ml aquades + 5 tetes Na2Co3
Warna larutan berwarna putih bening sebelum dihomogenkan
Warna larutan sesudah dihomogenkan berwarna putih agag keruh. Diatas larutan terdapat larutan minyak
3.
5 tetes minyak + 2 ml aquades + 2ml sabun
Warna larutan berwarna putih keruh sebelum dihomogenkan
Warna larutan sesudah dihomogenkan berwarna putih keruh dan terdapat endapan
4.
5 tetes minyak + 2ml protein
Warna larutan berwarna putih keruh sebelum dihomogenkan
Warna larutan sesudah dihomogenkan berwarna putih susu ada endapan
5.
5 tetes minyak + 2 ml empedu encer
Warna larutan berwarna hijau bening sebelum dihomogenkan
Warna larutan sesudah dihomogenkan berwarna hijau keruh ada endapan









BAB IV
PEMBAHASAN
·        Uji Noda Lemak
Larutan 2ml alcohol+ eter dan 10 tetes minyak kelapa sebelum dihomogenkan dapat menyatu. Setelah dihomogenkan dapat menyatu dengan sempurna dengan warna putih kekuningan.
Setelah larutan diletakkan di atas kertas tulis maupun kertas saring terdapat noda noda. Noda tersebut terbentuk karena adanya minyak yang terkandung dalam larutan.
Setelah kedua kertas di cuci dengan air, noda nyang terdapat pada kertas tidak dapat menghilang karena larutan yang lmengandung minyak tidak dapat larut dalam air yang menyebabkan noda tetap tidak dapat hilang dari kertas tulis maupun kertas saring
·        Uji Kelarutan Lemak
ü  Pada tabung 1
Larutan minyak dan larutan aquades sebelum dihomogenkan maupun setelah dihomogenkan tidak dapat menyatu yaitu larutan minyak tetap menggumpal diatas air, setelah dihomogenkan larutan minyak berada di antara larutan air yang berbentuk gelembung secara terpisah. Setelah didiamkan, minyak menyatu kembali dan terdapat diatas larutan aquades
ü  Pada tabung 2
Larutan alcohol + eter yang di campur dengan minyak dapat larut sebelum dihomogenkan, setelah dihomogenkan, larutan tersebut semakin menyatu sempurna. Hal ini disebabkan karena minyak dapat larut dalam larutan non polar. Larutan non polar yang terkandung adalah larutan eter yang sebelumnya telah tercampur denagn alcohol




ü  Pada tabung 3
Larutan kloroform yang di campur dengan minyak dapat larut sebelum dihomogenkan, setelah dihomogenkan, larutan tersebut semakin menyatu sempurna. Hal ini disebabkan karena klorofotm termasuk larutan non polar sedangkan larutan minyak dapat larut dalam larutan non polar.
ü  Pada tabung 4
Minyak yang dilarutkan kedalam larutan Na2CO3 tidak dapat menyatu. Karena Na2CO3 bukan larutan non polar, sedangkan minyak hanya dapat larut dalam larutan non polar. Larutan Na2CO3 juga mengandung garam yang merupakan dapat larut dalam air,sedangkan minyak tidak dapat larut dalam air.
·        Uji Pembentukan Emulsi
ü Tabung 1
Larutan minyak dan larutan aquades sebelum dihomogenkan maupun setelah dihomogenkan tidak dapat menyatu yaitu larutan minyak tetap menggumpal diatas air, setelah dihomogenkan larutan minyak berada di antara larutan air yang berbentuk gelembung secara terpisah. Setelah didiamkan, minyak menyatu kembali dan terdapat diatas larutan aquades. Hal ini karena tidak ada penstabilan suatu cairan yang kedua larutan yaitu air dan minyak tidak dapat saling melarutkan dan tidak ada larutan pengemulsi antara kedua larutan
ü Tabung 2
Minyak yang dilarutkan kedalam larutan Na2CO3 tidak dapat menyatu. Karena Na2CO3 bukan larutan non polar, sedangkan minyak hanya dapat larut dalam larutan non polar. Larutan Na2CO3 juga mengandung garam yang merupakan dapat larut dalam air,sedangkan minyak tidak dapat larut dalam air. Hal ini karena tidak ada penstabilan suatu cairan yang kedua larutan yaitu air, Na2CO3 dan minyak tidak dapat saling melarutkan dan tidak ada larutan pengemulsi antara ketiga larutan





ü Tabung 3
Larutan aquades + sabun menyatu walaupun sebelum dihomogenkan, sedangkan minyak mengalami perubahan setelah dihomogenkan, yaitu terjadi gelembung antara larutan aquades. Hal ini karena terdapat larutan sabun sebagai pengemulsi antara aquades dan minyak. Pengemulsian tersebut karena menurunnya tegangan permukaan pada larutan minyak
ü Tabung 4
Larutan minyak dan protein sebelum dihomogenkan tidak dapat menyatu, setelah dihomogenkan tidak dapat menyatu, tetapi protein sedikit mengikat minyak yang membuat minyak membentuk gelembung yang membuat minyak terpisah dan menempel pada dinding tabung maupun di antara larutan protein
ü Tabung 5
Larutan minyak dan empedu encer  sebelum dihomogenkan tidak dapat menyatu, setelah dihomogenkan tidak dapat menyatu, tetapi empedu encer sedikit mengikat minyak yang membuat minyak membentuk gelembung yang membuat minyak terpisah dan menempel pada dinding tabung maupun di antara larutan empedu encer.








BAB V
KESIMPULAN
·        Uji Noda Lemak
Pada kertas saring maupun kertas tulis tetap terdapat noda yang menempel walaupin dibilas dengan air, karena sifat air yang tidak dapat menyatu terhadap minyak. Pada kertas tulis memiliki noda yang lebih terang dari pada kertas saring karena untuk memisahkan zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi.
·        Uji Kelarutan Lemak
Minyak dapat larut dalam larutan non polar seperti eter, kloroform, aseton, benzene dan larutan non polar lainnya. Pada tabung ke 1 dan ke 4 minyak tidak dapat larut karena bukan aquades dan larutan Na2Co3 bukan larutan non polar, sedangkan pada tabung 2 dan 3 merupakan larutan non polar.
·        Uji Pembentukan Emulsi
Pembentukan emulsi yang terjadi adlah pada tabung 3,4,dan 5 karena terdapat larutan pengemulsi, sedangkan pada tabung 1 dan 2 tidak terdapat larutan pengemulsi sehingga tidak terjadi pengemulsian.

3 komentar:

  1. makasi atas info uji noda lemaknya... sangat membantu :D

    BalasHapus
  2. mari kita basmi koruptor yang berada di indonesia...!!!
    MERDEKA...!!!

    BalasHapus