Sabtu, 22 Juni 2013

PENGARUH ALKALI dan PEMBENTUKAN OSAZON


LAPORAN PRAKTIKUM
“PENGARUH ALKALI dan PEMBENTUKAN OSAZON”


TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA
                                   

Jurusan Peternakan
Program Studi Produksi Ternak


Oleh
Lusi Nur Agustin
C31120390


Dosen
Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU,MP









KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013

A.  PENDAHULUAN
Alkali adalah kelimpahan unsur dari alam. Alkali terbagi menjadi dua, yaitu alkali dan alkali tanah. Alkali sendiri mempunyai dua sifat yaitu sifat fisika dan sifat kiamia. Alkali tanah juga mempunyai dua sifat yaitu sifat fisika dan sifat kimia.

Dalam sifat-sifat fisika alkali dan alkali tanah mempunyai konfigurasi electron yang berbeda, jari-jari atom, potensial ionisasi, keelekronegatifan, titik lebur, titidik didih, dan bilangan oksidasinya. Dalam sifat-sifat kimia alkali dan alkali tanah juga seperti itu dari keduanya berbeda sifat.

Alkali dan alkali tanah juga bisa digolongkan kedalam asam dan basa. Asam dan basa dibagi masing-masing menjadi dua, yaitu asam lemah dan asam kuat, basa lemah dan basa kuat.

Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hydrogen. Memiliki sifat-sifat yang mempunyai rasa asam, karasif dapat merusak logam, berupa zat padat, cair, dan gas. Kekuatan asam sangat tergantung pada kemampuan asam tersebut melepaskan ion H dalam larutan dan konsentrasi larutan asam tersebut. Asam dibagi menjadi dua yaitu : Asam kuat merupakan elektrolit kuat. Dalam air terionisasi sempurna menjadiion hydrogen dan ion negative secara sempurna jumlah ion hydrogen dan ion (-) ditentukan dengan derajat ionisasi. Asam lemah merupakan asam yang terionisasi sebagian, reaksi ionisasi asalah reaksi kesetimbangan.

Basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida. Memiliki sifat-sifat punya rasa pahit, licin, dan dapat merusak kulit. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa dibagi menjadi dua bagian yaitu : Basa kuat merupakan elektrolit kuat. Dalam air terionisasi sempurna menjadi ion positif dan ion hidroksida. Basa lemah merupakan basa yang terionisasi sebagian. Reaksi ionisasinya adalh reaksi kesetimbangan.

Asazon adalah suatu Kristal berwarna kuning yang sukar larut dalam air dan terbentuk apabila kita memanaskan monosakarida / disakarida perediksi dengan fenil hidrasil. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon monosakrida tidak larut dalam air mendidih.







B.  LANDASAN TEORI
a.      Larutan Alkali
Alkali adalah termasuk dalam kelimpahan unsur-unsur yang ada di alam. Alkali dibagi menjadi dua, yaitu alkali dan alkali tanah. Alkali adalah unsur keperiodikan yang termasuk dalam golongan ke pertama dan alkali tanah termasuk dalam unsur periodik yang kedua.
Alkali dan Alkali tanah juga bisa digolongkan kedalam asam dan basa. Asam dan basa dibagi masing-masing menjadi dua, yaitu asam lemah dan asam kuat, basa lemah dan basa kuat.
b.      Larutan Glukosa
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan.
Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein.





c.       Larutan Fruktosa

Fruktosa  atau gula buah, adalah monosakarida yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan. Fruktosa ditemukan oleh kimiawan Perancis Augustin-Pierre Dubrunfaut pada tahun 1847. Fruktosa murni rasanya sangat manis, warnanya putih, berbentuk kristal padat, dan sangat mudah larut dalam air. Fruktosa ditemukan pada tanaman, terutama pada madu, pohon buah, bunga, beri dan sayuran. Di tanaman, fruktosa dapat berbentuk monosakarida dan/atau sebagai komponen dari sukrosa. Sukrosa merupakan molekul disakarida yang merupakan gabungan dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.

Fruktosa adalah polihidroksiketon dengan 6 atom karbon. Fruktosa merupakan isomer dari glukosa; keduanya memiliki rumus molekul yang sama (C6H12O6) namun memiliki struktur yang berbeda.

d.      Larutan Benedict
glukosa memiliki sifat dapat mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ yang ada pada larutan Benedict sehingga menjadi Cu2O yang terbentuk endapan. Semakin meningkatnya konsentrasi glukosa pada uji Bendefiiths ini, endapan yang terjadi makin banyak. Hal ini menandakan bahwa makin reduksi gula mereduksi larutan benedict. Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedict bersifat basa lemah.

e.       Larutan Osazon

Asazon adalah suatu Kristal berwarna kuning yang sukar larut dalam air dan terbentuk apabila kita memanaskan monosakarida / disakarida perediksi dengan fenil hidrasil. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon monosakrida tidak larut dalam air mendidih.

f.       Larutan Fenil Hidrasin

Fenil Hidrazin adalah larutan yang merupakan tambahan pada pengujian asazon untuk pendapan karbohidrat yang terbentuk seperti Kristal yang kemudian diamati dengan mikroskop.





g.      Larutan Asam Asetat

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2.

Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula maupun senyawa non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercambur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan heksana.

h.      Larutan Arabinosa

Arabinosa adalah monosakarida lima-karbon dengan kelompok aldehida sehingga termasuk dalam kelompok aldoses dan dalam hal ini kepada aldopentoses.
Dari dua bentuk D dan L enansiomer luas di alam adalah L-arabinosa, menjadi konstituen dari pektin dan hemiselulosa. Dapat ditemukan terutama di gum arabic.
Operon L-arabinosa sangat penting dalam bioteknologi dan berbagai teknik biologi molekuler. Sistem klasik untuk sintesis organik dari arabinosa glukosa adalah proses yang
dikenal sebagai degradasi Wohl.Arabinosa digunakan sebagai sumber karbon dalam budaya bakteri.

i.        Larutan Na2CO3

Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak lama.
Natrium Karbonat (juga dikenal sebagai washing soda atau soda abu) adalah garam natrium dari asam karbonat. Ia paling umum sebagai heptahidrat Kristal yang mudah effloresces untuk membentuk bubuk putih. Natrium karbonat dalam negeri terkenal untuk penggunaan sehari hari sebagai pelunak air. NaHCO3 umumnya diproduksi melalui proses Solvay, yang memerlukan reaksi natrium klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air.

J.    HASIL PENGAMATAN

1.      Pengaruh Alkali Dengan Uji Benedict

Pada pengujian ini dilakukan pada 1 tabung yang berisi 2ml larutan Glukosa 0,01M dan sedikit Na2CO3. Kemudian di bagi menjadi 2 botol sama banyak.
No
Larutan Pengisi
Warna Awal
Hasil Pengamatan
pemanaskan selama 30’
Setelah dipanaskan 30’ + larutan benedict, dipanaskan 10’
2.
1ml glukosa 0,01M + sedikit Na2CO3
Putih keruh
- 2 menit berwarna kuning
- 4 menit berwarna orange kecoklatan
- 8 menit berwarna orange kecoklatan pekat
- 23 menit berwarna merah bata
- 27 menit berwarna merah bata pekat
- warna awal merah bata pekat dan kehijauan
- 4 menit berwarna merah beta dan coklat
- 7 menit merah bata
- 9 menit coklat pekat dan merah bata
3.
1ml glukosa 0,01M + sedikit Na2CO3
Putih keruh ada endapan
­_
- warna awal putih keruh dan biru ada endapan putih
- 4 menit coklat pekat ada endapan putih
- 7 menit coklat pekat merah bata da nada endapan
- 9 menit terdapat 3 lapisan yaitu coklat, merah coklat, dan ada endapan putih











2.      Pengaruh Alkali Dan Pembentukan Osazon
No.
Larutan gula (5ml)
Larutan asam asetat
Larutan fenil hidrasil
Hasil pengamatan
Sebelum
Sesudah
1.
Glukosa 0,01M
CH3COOH 10 tetes
3 tetes
Warna larutan kuning muda setelah dipanaskan 10’
- Terbentuk endapan berwarna coklat tua (coklat kemerahan)
- Gambar kristal





2.
Fruktosa 0,01M
CH3COOH 10 tetes
3 tetes
Warna larutan kuning muda setelah dilarutkan 10’
- Terbentuk endapan berwarna kuning telur (orange)
- Gambar Kristal





3.
Arabinose 0,01M
CH3COOH 10 tetes
3 tetes
Warna larutan kuning muda setelah dilarutkan 10’
- Terbentuk endapan berwarna coklat tua (coklat kemerahan)
- Gambar kristal







K.  PEMBAHASAN

1.      Pengaruh Alkali Dengan Uji Benedict

Pengaruh alkali pada uji benedict ini menghasilkan warna yang berbeda dari setiap larutan yang diujikan. Tabung pertama : Warna larutan yang diujikan pertama kali tanpa menggunakn pemanasan selama 30 menit, warna awal larutan putih keruh ada endapan, kemudian larutan tersebut dipanaskan selama 10 menit. Warna larutan tersebut dari putih keruh menjadi biru ada endapan putihnya, pada menit selanjutnya warna larutan berubah dan pada menit yang  terakhir warna larutan berubah dari warna coklat menjdai merah kecoklatan ada endapan putihnya. Tabung kedua : Warna larutan glukosa pada pemanasan yang pertama selama 30 menit menghasilkan warna kuning kecoklatan. Lalu dari warna kecoklatan berubah menjadi warna cokalat pekat. Dan selanjutnya pada menit ke 27 warna berubah menjadi merah bata pekat. Warna larutan glukosa pada pemanasan yang kedua ini setelah pemanasan yang pertama tadi, dari warna merah bata menjadi warna kehijauan, semakin lam warna mulai berubah dan pada menit yang terakhir warna dari coklat pekat berubah menjadi merah bata.

2.     Pengaruh Alkali Dan Pembentukan Osazon

Pembentukan osazon pada uji osazon ini terlihat dengan adanya endapan yang terjadi agar-agar yang terdapat pada glukosa, fruktosa, dan arabinosa. Endapan yang terjadi pada larutan-larutan glukosa, fruktosa dan arabinose ini memiliki bentuk yang berbeda-beda. Ada yang benrbentuk garis-garis halus, ada yang seperti garis-garis putus yang didepan garis-garis putus itu ada benjolan, da nada juga yang bergaris-garis bertumpuk-tumpuk. Dari ketiga larutan tersebut memilki warna endapan yang berbeda-beda. Endapan yang terbentuk dalam larutan glukosa berwarna soklat tua/ coklat kemerahan, endapan yang terbentuk dalam larutan fruktosa berwarna kuning telur/orange, sedangkan pada larutan arabinose endpan yang terjadi memiliki warna yang sama sepeti warna glukosa. Endapan ini spesifik bagi setiap jenis karbohidrat, baik monosakarida, oligosakarida, maupun polisakarida. Dari hasil pecobaan, dapat dinyatakan bahwa uji osazon digunakan untuk mengidentifikasi monosakarida, disakarida, dan sebagian polisakarida. Karbohidrat mempunyai penampang yang berbeda-beda, hal ini karena masing-masing bahan memiliki rantai hidrokarbon yang berbeda-beda pula, ada yang rantai hidrokarbonya lurus dan ada pula yang bercabang.






L.   PERTANYAAN

1.      Gambarkan struktur molekul Fruktosa, Glukosa, dan Maltosa !
2.      Terangkan bagaimana terjadinya pembentukan osazon pada reaksi dengan monosakarida !

M. JAWABAN
1.       
a.       Stuktur molekul Fruktosa






b.      Struktur molekul Glukosa


c.       Struktur molekul Maltosa




2.     Uji osazon merupakan pengamatan dengan mikroskop endapan karbohidrat yang terbentuk sesudah ditambahkan dengan fenil hidrazin. Monosakarida  menunjukkan hasil yang positif pada percobaan ditunjukkan terbentuknya kristal pada endapan karbohidrat yang diamati dengan mikroskop. Pada uji Osazon, yang mendasarinya adalah pemanasan karbohidrat yang memiliki gugus aldehida atao keton bersama fenilhidrazin berlebihan akan membentuk hidrazon atau osazon. Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih. Monosakarida atau gula sederhana adalah karbohidrat yang tidak dapat dihihrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana


















N.   KESIMPULAN

Dari data diatas dapat disimpulakn bahwa :
1.      Dalam pengaruh alkali pada uji benedict mengasilkan warna putih keruh sebelum dipanaskan dan ada yang terdapat endapannya. Dari uji itu juga kita dapat mengetahui ada tidaknya larutan asam dan basa yang terkandung pada glukosa yang diberi Na2CO3.
2.      Dalam pengaruh alkali pada osazon kita dapat mengetahui bentuk-bentuk Kristal yang ada pada larutan-larutan yang diujikan pada uji yang kedua ini.

2 komentar: