LAPORAN
PRAKTIKUM
“PENGARUH
ALKALI dan PEMBENTUKAN OSAZON”
TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA
Jurusan
Peternakan
Program Studi
Produksi Ternak
Oleh
Lusi Nur Agustin
C31120390
Dosen
Dr. Ir. Rr.
Merry Muspita DU,MP
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
A. PENDAHULUAN
Alkali adalah
kelimpahan unsur dari alam. Alkali terbagi menjadi dua, yaitu alkali dan alkali
tanah. Alkali sendiri mempunyai dua sifat yaitu sifat fisika dan sifat kiamia. Alkali
tanah juga mempunyai dua sifat yaitu sifat fisika dan sifat kimia.
Dalam
sifat-sifat fisika alkali dan alkali tanah mempunyai konfigurasi electron yang
berbeda, jari-jari atom, potensial ionisasi, keelekronegatifan, titik lebur,
titidik didih, dan bilangan oksidasinya. Dalam sifat-sifat kimia alkali dan
alkali tanah juga seperti itu dari keduanya berbeda sifat.
Alkali
dan alkali tanah juga bisa digolongkan kedalam asam dan basa. Asam dan basa
dibagi masing-masing menjadi dua, yaitu asam lemah dan asam kuat, basa lemah
dan basa kuat.
Asam
adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hydrogen.
Memiliki sifat-sifat yang mempunyai rasa asam, karasif dapat merusak logam,
berupa zat padat, cair, dan gas. Kekuatan asam sangat tergantung pada kemampuan
asam tersebut melepaskan ion H dalam larutan dan konsentrasi larutan asam
tersebut. Asam dibagi menjadi dua yaitu : Asam kuat merupakan elektrolit kuat.
Dalam air terionisasi sempurna menjadiion hydrogen dan ion negative secara
sempurna jumlah ion hydrogen dan ion (-) ditentukan dengan derajat ionisasi.
Asam lemah merupakan asam yang terionisasi sebagian, reaksi ionisasi asalah
reaksi kesetimbangan.
Basa
adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida.
Memiliki sifat-sifat punya rasa pahit, licin, dan dapat merusak kulit. Kekuatan
basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam
larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa dibagi menjadi dua bagian
yaitu : Basa kuat merupakan elektrolit kuat. Dalam air terionisasi sempurna
menjadi ion positif dan ion hidroksida. Basa lemah merupakan basa yang
terionisasi sebagian. Reaksi ionisasinya adalh reaksi kesetimbangan.
Asazon adalah suatu
Kristal berwarna kuning yang sukar larut dalam air dan terbentuk apabila kita
memanaskan monosakarida / disakarida perediksi dengan fenil hidrasil. Osazon
yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon
dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan.
Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau yang terikat
pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon monosakrida tidak larut
dalam air mendidih.
B. LANDASAN TEORI
a. Larutan Alkali
Alkali adalah termasuk dalam kelimpahan unsur-unsur yang ada di
alam. Alkali dibagi menjadi dua, yaitu alkali dan alkali tanah. Alkali adalah
unsur keperiodikan yang termasuk dalam golongan ke pertama dan alkali tanah
termasuk dalam unsur periodik yang kedua.
Alkali dan Alkali tanah juga bisa digolongkan kedalam asam dan basa. Asam dan
basa dibagi masing-masing menjadi dua, yaitu asam lemah dan asam kuat, basa
lemah dan basa kuat.
b.
Larutan Glukosa
Glukosa, suatu gula monosakarida,
adalah salah satu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan
dan tumbuhan.
Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa",
bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada
gugus samping hidroksil
dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di
luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada
dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026%
pada pH 7.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan
monosakarida lain seperti fruktosa,
begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat
atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya,
yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein.
c.
Larutan Fruktosa
Fruktosa atau gula buah,
adalah monosakarida
yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan merupakan salah satu dari tiga gula
darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan. Fruktosa ditemukan oleh kimiawan Perancis Augustin-Pierre
Dubrunfaut pada tahun 1847. Fruktosa murni
rasanya sangat manis, warnanya putih, berbentuk kristal padat, dan sangat mudah
larut dalam air. Fruktosa ditemukan pada tanaman, terutama pada madu, pohon buah, bunga, beri dan sayuran. Di tanaman, fruktosa
dapat berbentuk monosakarida dan/atau sebagai komponen dari sukrosa. Sukrosa merupakan molekul disakarida yang merupakan gabungan dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Fruktosa adalah polihidroksiketon
dengan 6 atom karbon.
Fruktosa merupakan isomer
dari glukosa; keduanya memiliki rumus
molekul yang sama (C6H12O6) namun
memiliki struktur yang berbeda.
d.
Larutan Benedict
glukosa
memiliki sifat dapat mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ yang ada pada larutan
Benedict sehingga menjadi Cu2O yang terbentuk endapan. Semakin meningkatnya
konsentrasi glukosa pada uji Bendefiiths ini, endapan yang terjadi makin
banyak. Hal ini menandakan bahwa makin reduksi gula mereduksi larutan benedict.
Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat
dan natrium sitrat. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi
benedict bersifat basa lemah.
e.
Larutan Osazon
Asazon
adalah suatu Kristal berwarna kuning yang sukar
larut dalam air dan terbentuk apabila kita memanaskan monosakarida / disakarida
perediksi dengan fenil hidrasil. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal
dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih
dan terbentuk kembali bila didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon
karena gugus aldehida atau yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.
Sebaliknya, osazon monosakrida tidak larut dalam air mendidih.
f.
Larutan Fenil
Hidrasin
Fenil Hidrazin adalah larutan
yang merupakan tambahan pada pengujian asazon untuk pendapan
karbohidrat yang terbentuk seperti Kristal yang kemudian diamati dengan
mikroskop.
g.
Larutan Asam
Asetat
Asam
asetat,
asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa
kimia
asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka
memiliki rumus empiris C2H4O2.
Asam
asetat merupakan salah satu asam
karboksilat
paling sederhana, setelah asam
format.
Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam
lemah,
artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+
dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi
kimia
dan bahan
baku
industri yang penting.
Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa
asetat,
dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri
makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah
tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak
air.
Asam
asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol. Asam asetat
memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa
melarutkan baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula maupun senyawa
non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat
bercambur dengan mudah dengan pelarut polar atau
nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan heksana.
h.
Larutan
Arabinosa
Arabinosa adalah monosakarida
lima-karbon dengan kelompok aldehida sehingga
termasuk dalam kelompok aldoses dan dalam hal
ini kepada aldopentoses.
Dari dua bentuk D dan L enansiomer luas di alam adalah L-arabinosa, menjadi konstituen dari pektin dan hemiselulosa. Dapat ditemukan terutama di gum arabic.
Operon L-arabinosa sangat penting dalam bioteknologi dan berbagai teknik biologi molekuler. Sistem klasik untuk sintesis organik dari arabinosa glukosa adalah proses yang dikenal sebagai degradasi Wohl.Arabinosa digunakan sebagai sumber karbon dalam budaya bakteri.
Dari dua bentuk D dan L enansiomer luas di alam adalah L-arabinosa, menjadi konstituen dari pektin dan hemiselulosa. Dapat ditemukan terutama di gum arabic.
Operon L-arabinosa sangat penting dalam bioteknologi dan berbagai teknik biologi molekuler. Sistem klasik untuk sintesis organik dari arabinosa glukosa adalah proses yang dikenal sebagai degradasi Wohl.Arabinosa digunakan sebagai sumber karbon dalam budaya bakteri.
i.
Larutan Na2CO3
Natrium bikarbonat
adalah senyawa
kimia
dengan rumus NaHCO3.
Dalam penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk
kelompok garam dan
telah digunakan sejak lama.
Natrium
Karbonat (juga dikenal sebagai washing soda atau soda abu) adalah garam natrium
dari asam karbonat. Ia paling umum sebagai heptahidrat Kristal yang mudah
effloresces untuk membentuk bubuk putih. Natrium karbonat dalam negeri terkenal
untuk penggunaan sehari hari sebagai pelunak air. NaHCO3
umumnya diproduksi melalui proses Solvay,
yang memerlukan reaksi natrium
klorida, amonia,
dan karbon dioksida
dalam air.
J.
HASIL
PENGAMATAN
1.
Pengaruh Alkali Dengan Uji Benedict
Pada pengujian ini dilakukan pada 1 tabung yang
berisi 2ml larutan Glukosa 0,01M dan sedikit Na2CO3. Kemudian di bagi menjadi 2
botol sama banyak.
No
|
Larutan Pengisi
|
Warna Awal
|
Hasil
Pengamatan
|
|
pemanaskan selama 30’
|
Setelah dipanaskan 30’ + larutan benedict,
dipanaskan 10’
|
|||
2.
|
1ml glukosa 0,01M + sedikit Na2CO3
|
Putih keruh
|
- 2 menit berwarna kuning
- 4 menit berwarna orange kecoklatan
- 8 menit berwarna orange kecoklatan pekat
- 23 menit berwarna merah bata
- 27 menit berwarna merah bata pekat
|
- warna awal merah bata pekat dan kehijauan
- 4 menit berwarna merah beta dan coklat
- 7 menit merah bata
- 9 menit coklat pekat dan merah bata
|
3.
|
1ml glukosa 0,01M + sedikit Na2CO3
|
Putih keruh ada endapan
|
_
|
- warna awal putih keruh dan biru ada endapan
putih
- 4 menit coklat pekat ada endapan putih
- 7 menit coklat pekat merah bata da nada endapan
- 9 menit terdapat 3 lapisan yaitu coklat, merah
coklat, dan ada endapan putih
|
2.
Pengaruh Alkali Dan Pembentukan Osazon
No.
|
Larutan gula (5ml)
|
Larutan asam asetat
|
Larutan fenil hidrasil
|
Hasil
pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||||
1.
|
Glukosa 0,01M
|
CH3COOH 10 tetes
|
3 tetes
|
Warna larutan kuning muda setelah dipanaskan 10’
|
- Terbentuk endapan berwarna coklat tua (coklat
kemerahan)
- Gambar kristal
|
2.
|
Fruktosa 0,01M
|
CH3COOH 10 tetes
|
3 tetes
|
Warna larutan kuning muda setelah dilarutkan 10’
|
- Terbentuk endapan berwarna kuning telur (orange)
- Gambar Kristal
|
3.
|
Arabinose 0,01M
|
CH3COOH 10 tetes
|
3 tetes
|
Warna larutan kuning muda setelah dilarutkan 10’
|
- Terbentuk endapan berwarna coklat tua (coklat
kemerahan)
- Gambar kristal
|
K. PEMBAHASAN
1.
Pengaruh Alkali Dengan Uji Benedict
Pengaruh alkali pada uji
benedict ini menghasilkan warna yang berbeda dari setiap larutan yang diujikan.
Tabung pertama : Warna larutan yang
diujikan pertama kali tanpa menggunakn pemanasan selama 30 menit, warna awal
larutan putih keruh ada endapan, kemudian larutan tersebut dipanaskan selama 10
menit. Warna larutan tersebut dari putih keruh menjadi biru ada endapan
putihnya, pada menit selanjutnya warna larutan berubah dan pada menit yang terakhir warna larutan berubah dari warna
coklat menjdai merah kecoklatan ada endapan putihnya. Tabung kedua : Warna larutan glukosa pada pemanasan yang pertama
selama 30 menit menghasilkan warna kuning kecoklatan. Lalu dari warna
kecoklatan berubah menjadi warna cokalat pekat. Dan selanjutnya pada menit ke
27 warna berubah menjadi merah bata pekat. Warna larutan glukosa pada pemanasan
yang kedua ini setelah pemanasan yang pertama tadi, dari warna merah bata
menjadi warna kehijauan, semakin lam warna mulai berubah dan pada menit yang
terakhir warna dari coklat pekat berubah menjadi merah bata.
2.
Pengaruh
Alkali Dan Pembentukan Osazon
Pembentukan osazon pada uji osazon ini terlihat dengan
adanya endapan yang terjadi agar-agar yang terdapat pada glukosa, fruktosa, dan
arabinosa. Endapan yang terjadi pada larutan-larutan glukosa, fruktosa dan arabinose
ini memiliki bentuk yang berbeda-beda. Ada yang benrbentuk garis-garis halus,
ada yang seperti garis-garis putus yang didepan garis-garis putus itu ada
benjolan, da nada juga yang bergaris-garis bertumpuk-tumpuk. Dari ketiga
larutan tersebut memilki warna endapan yang berbeda-beda. Endapan yang
terbentuk dalam larutan glukosa berwarna soklat tua/ coklat kemerahan, endapan
yang terbentuk dalam larutan fruktosa berwarna kuning telur/orange, sedangkan
pada larutan arabinose endpan yang terjadi memiliki warna yang sama sepeti
warna glukosa. Endapan ini spesifik bagi setiap jenis karbohidrat, baik
monosakarida, oligosakarida, maupun polisakarida. Dari hasil pecobaan, dapat
dinyatakan bahwa uji osazon digunakan untuk mengidentifikasi monosakarida,
disakarida, dan sebagian polisakarida. Karbohidrat mempunyai penampang yang
berbeda-beda, hal ini karena masing-masing bahan memiliki rantai hidrokarbon
yang berbeda-beda pula, ada yang rantai hidrokarbonya lurus dan ada pula yang
bercabang.
L.
PERTANYAAN
1.
Gambarkan
struktur molekul Fruktosa, Glukosa, dan Maltosa !
2.
Terangkan
bagaimana terjadinya pembentukan osazon pada reaksi dengan monosakarida !
M. JAWABAN
1.
a.
Stuktur molekul
Fruktosa
b.
Struktur molekul
Glukosa
c.
Struktur molekul
Maltosa
2.
Uji osazon
merupakan pengamatan dengan mikroskop endapan karbohidrat yang terbentuk
sesudah ditambahkan dengan fenil hidrazin. Monosakarida menunjukkan hasil yang positif pada percobaan
ditunjukkan terbentuknya kristal pada endapan karbohidrat yang diamati dengan
mikroskop. Pada uji Osazon, yang mendasarinya adalah pemanasan karbohidrat yang
memiliki gugus aldehida atao keton bersama fenilhidrazin berlebihan akan
membentuk hidrazon atau osazon. Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk kristal
dan titik lebur yang spesifik. osazon monosakarida tidak larut dalam air
mendidih. Monosakarida atau gula sederhana adalah karbohidrat yang tidak dapat
dihihrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana
N.
KESIMPULAN
Dari data diatas
dapat disimpulakn bahwa :
1.
Dalam
pengaruh alkali pada uji benedict mengasilkan warna putih keruh sebelum
dipanaskan dan ada yang terdapat endapannya. Dari uji itu juga kita dapat
mengetahui ada tidaknya larutan asam dan basa yang terkandung pada glukosa yang
diberi Na2CO3.
2.
Dalam
pengaruh alkali pada osazon kita dapat mengetahui bentuk-bentuk Kristal yang
ada pada larutan-larutan yang diujikan pada uji yang kedua ini.
wuich...
BalasHapusribet juga yaa ...
infonya sangat membantu
BalasHapus