Sabtu, 22 Juni 2013

KOAGULASI dan PENGENDAPAN PROTEIN


LAPORAN PRAKTIKUM
“KOAGULASI dan PENGENDAPAN PROTEIN”


TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA

                                   

Jurusan Peternakan
Program Studi Produksi Ternak


Oleh
LUSI NUR AGUSTIN
C31120390




Dosen
Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU,MP






KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013

A.  PENDAHULUAN
Larutan adalah sediaan cair yang  menngandung  satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Larutan langsung adalah larutan yang terjadi karna hanya sebuah peristiwa fisika, bukan peristiwa kimia. Larutan tidak langsung adalah larutan yang terjadi semata-mata karna peristiwa fisika. Larutan dapat digolongkan pula menjadi larutan molekuler , miseler, dan makromolekuler. Larutan mikromolekuler adalah suatu larutan yang secara keseluruhan mengandung mikro init yang terdiri atas molekul atau ion, eperti alkohol, gliserin, ionatrium, dan ion clorida dengan ukuran 1-10 Ampere. Larutan miseler adalah suatu larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa agregat (misel) baik dalam bentul molekul atau ion.Jadi larutan miseler dapat dianggap sebagai larutan perserikatan koloid. Larutan makromolekuler adalah larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa larutan mikromolekuler, tetapi ukuran molekul atau ionnya lebih besar dari mikromolekuler.Mis. Larutan PGA, larutan CMC, larutan albumin dan larutan polifinil pirolidon.
Dalam istilah kimia fisik, larutan dapat di pisahkan dari campuran yang mana saja dari tiga macam keadaan zat yaitu padat,cairan dan gas.
Kelarutan suatu bahan dalam suatu pelarut tertentu menunjukan konsentrasi maksimum larutan yang dapat di buat dari bahan dan pelarut tersebut.bila suatu pelarut pada suhu tertentu melarutkan semua zat terlarut sampai batas gaya melarutkanya, larutan ini disebut larutan jenuh.
Suhu merupakan faktor yang penting dalam menentukan kelarutan dan dalam mempersiapkan larutannya. Kebanyakan bahan kimia menyerap panas bila di larutkan di tekanan mempunyai panas larutan negative, yang memyebabkan meningkatnya kelarutan dan kenaikan suhu. Segolongan kecil bahan kimia mempunyai panas larutan positif dan menunjukan berkurangnya kelarutan dengan tenakanan suatu kenaikan suhu. disamping suhu, faktor-faktor lain juga mempengaruhi kelarutan ini.
Kelarutan suatu zat pelarut tertentu dapat diketahui dengan membuat larutan jenuh dari zat itu pada  suhu yang spesifik  dan penentuan jumlah zat yang larut dalam sejumlah berat  tertentu dari larutan dengan cara analisis kimia. Dengan perhitungan sederhana, dapat ditentukan jumlah pelarut  dibutuhkan untuk mularutkan  sejumlah zat terlarut.




B.  LANDASAN TEORI
1.    Uji Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Jika pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein maka akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Tetapi khusus untuk proteoso dan pepton secara langsung akan menghasilkan larutan yangberwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika larutan protein yang akan dianalisis ada dalam suasana basa, maka terlebih dahulu harus dinetralisasi dengan asam (bukan HCl). Jika tidak, ion merkuri dari pereaksi akan mengendap sebagai Hg(OH)2. Ion Cl- dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal klor yang dapat merusak kompleks berwarna.

2.    Reagen Millon

Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang mangandung raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagen millon dicampurkan dengan larutan yang mengandung protein akan terbentuk endapan putih yang akan berubah merah bila dipanaskan. Reagen yang dipanaskan dalam uji millon adalah larutan merkuri dan ion merkuro dalam suasana asam nitrat. Warna merah yang terbentuk mungkin adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi reagen Millon's adalah sebuah reagen analisis yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan larut protein.

3.    Uji Biuret

Reagen biuret berfungsi untuk menguji kandungan protein dalam suatu zat (makanan) —–> apabila setelah ditetesi biuret, makanan/ sari makanan yang mengandung protein akan berubah menjadi berwarna ungu. Uji ini didasarkan pada reaksi pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus -CO dan -NH dari rantai peptida dalam suasana basa.Hasil positifnya akan membentuk warna ungu. Uji Biuret adalah uji umum untuk protein (ikatan peptida), tetapi tidak dapat menunjukkan asam amino bebas. Zat yang akan diselidiki mula-mula ditetesi larutan NaOH, kemudian ditetesi larutan tembaga(II)sulfat yang encer. Jika terbentuk warna ungu berarti zat itu mengandung protein.




4.    Lar. Albumin
Albumin (terbentuk dari bahasa Latin: albumen [3] "(telur) putih, telur kering putih") adalah keluarga protein globular, yang paling umum digunakan adalah albumin serum. Keluarga albumin terdiri dari semua protein yang larut dalam air, yang cukup larut dalam larutan garam terkonsentrasi, dan pengalaman denaturasi panas. Albumin biasanya ditemukan dalam plasma darah, dan unik dari protein darah lainnya dalam bahwa mereka tidak glikosilasi. Zat yang mengandung Albumin, seperti putih telur, disebut albuminoids.

5.    Lar. Kasein

Kasein adalah zat yang digunakan sebagai stabilisator emulsi air susu. Kasein merupakan proteida fosfor yang dijumpai dalam endapan koloida air susu.
Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak, dan tidak larut dalam air, digunakan dalam pembuatan kertas sebagai bahan perekat dan pengikat pigmen pada permukaan kertas cetak seni atau digunakan dalam ofset sebagai bahan peka cahaya dalam pembuatan pelat.

6.    Lar. Gelatin
Gelatin adalah protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada kulit, tulang dan jaringan ikat. Gelatin yang ada di pasaran umurnnya diproduksi dari kulit dan tulang sapi atau babi.

7.    Lar. Nartrium Hidroksida
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%.





8.    Lar. Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
9.    Lar. Tembaga (II) Sulfat
Tembaga (II) sulfat, juga dikenal sebagai tembaga sulfat atau tembaga sulfat, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CuSO4. Garam ini ada sebagai serangkaian senyawa yang berbeda dalam derajat mereka hidrasi. Bentuk anhidrat adalah bubuk hijau pucat atau abu-abu-putih, sedangkan pentahydrate (CuSO4 · 5H2O), garam yang paling sering ditemui, berwarna biru cerah. CuSO4 · 5H2O adalah dalam warna biru, dan sangat beracun terhadap lingkungan, mengiritasi mata dan kulit, dan juga dapat berbahaya jika tertelan. Tembaga (II) sulfat exothermically larut dalam air untuk memberikan kompleks aquo [Cu (H2O) 6] 2 +, yang memiliki geometri molekul oktahedral dan paramagnetik. Nama lain untuk tembaga (II) sulfat adalah "vitriol biru" dan "bluestone".
Tembaga (II) sulfat pentahidrat terurai sebelum mencair pada 150 ° C (302 ° F), kehilangan dua molekul air pada 63 ° C (145 ° F), diikuti oleh dua lagi pada 109 ° C (228 ° F) dan air akhir molekul pada 200 ° C (392 ° F).
10.                       Lar. Asam Klorida
Asam klorida adalah larutan akuatikdari gas hidrogenklorida (HCl). Larutan ini adalah asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+. Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl. Asam klorida oleh karenanya dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyalumunium chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.
Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa. Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya ketika dibuat. HCl juga merupakan larutan elektrolit.
C.  HASIL PANGAMATAN

1.    Hasil Pengamatan Uji Millon

No Tabung
Jenis Larutan (2 ml)
Hasil
1
Lar. Albumin
Warna awal sebelum dipanaskan berwarna bening.
ü Pemanasan 1 :
Warna mulai menjadi putih keruh dan mulai ada endapan pada menit ke dua.
ü Pemanasan 2 :
Warna tetap seperti pemanasan 1 putih keruh tetapi pemanasan 2 ini berendap semua.
2
Lar. Gelatin
Warna awal sebelum dipanaskan berwarna kuning.
ü Pemanasan 1 :
Warna mulai menjadi kuning keruh dan tidak ada endapan.
ü Pemanasan 2 :
Warna berubah menjadi kuning tidak terlalu keruh dan hamper mengendap.
3
Lar. Kasein
Warna awal sebelum dipanaskan berwarna bening.
ü Dalam pemanasan 1 dan pemanasan 2 tidak terjadi perubahan warna. Warna tetap bening dan tidak ada endapan yang terjadi

2.    Hasil Pengamatan Uji Biuret

No Tabung
Jenis Larutan
Hasil
1
1 ml Lar. Albumin
1 ml NaOH
2 tetes CuSO4
·        Sebelum homogenisasi warna larutan putih bening.
·       Setelah dikocok warna berubah menjadi ungu (violet) dan larutan bening.
2
1 ml Lar. Gelatin
1 ml NaOH
2 tetes CuSO4
·        Sebelum homogenisasi, gelatin, NaOH, dan CuSO4 tidak homogeny warna larutan biru dan gelatin coklat.
·       Sesudah di homogenisasi antara gelatin dan NaOH serta CuSO4 tidak bercampur namun warna menjadi ungu.
3
1 ml Lar. Kasein
1 ml NaOH
2 tetes CuSO4
·        Sebelum di homogenisasi warna larutan putih bening.
·       Setelah dikocok warna larutan berubah menjadi biru dan larutannya bening.

3.    Hasil Pengamatan Uji Pengendapan

No Tabung
Pereaksi
Hasil
1
1 ml HCl 0,1 N
6 ml etanol 95%
Larutan atas berwarna putih bening. Bawah berwarna putih susu, diantara kedua lapisan terdapat warna kuning. Endapan berwarna putih dan tidak larut
2
1 ml NaOH 0,1 N
6 ml etanol 95%
Terbagi 3 lapisan, lapisan atas berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah berwarna putih bening. Lapisan bawah berwarna putih susu dan terdapat endapan puth susus. Larutan bawah encer
3
1 ml Buffer asetat
6 ml etanol 95%
Terbagi menjadi 3 lapisan : atas berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah putih keruh, lapisan bawah putih tapi encer. Terdapat putih susu, larutan pereaksi larut saat di panaskan.











D.  PEMBAHASAN

1.    Uji Millon

Pada percobaan ini dengan mengujikan larutan albumin (2 ml) kedalam tabung pertama, larutan gelatin (2 ml) kedalam tabung kedua, dan larutan kasein (2 ml) kedalam tabung ketiga. Dimana dari ketiga tabung tersebut ditambahkan 4 tetes larutan millon. Dan reaksi yang diberikan pada ketiga tabung tersebut menghasilkan warna yang berbeda-beda, menimbulkan endapan pada tabung dan ada yang tidak menimbulkan endapan sama sekali.

2.    Uji Biuret

Pada percobaan ini dengan mengujikan larutan albumin (2 ml) kedalam tabung pertama, larutan gelatin (1 ml) kedalam tabung kedua, larutan kasein (1 ml) kedalam tabung ketiga. Dimana dari ketiga tabung tersebut ditambahkan 2 tetes larutan CuSO4 0,1 N dan larutan NaOH 1 ml. Reaksi yang diberikan ketiga tabung tersebut menghasilkan warna berbeda-beda yaitu pada tabung 1dari warna putih bening menjadi warna ungu dan larutan bening, tabung 2 dari warna biru dan coklat berubah menjadi ungu, tabung 3 dari warna putih benuing berubah menjadi biru dan larutan bening.

3.    Uji Pengendapan

Pada percobaan ini dengan mengujikan larutan HCl 0,1 M (1 ml) kedalam tabung pertama, larutan NaOH 0,1 M (1 ml) kedalam tabung kedua, larutan buffer asetat (1 ml). Dimana ketiga tabung tersebut ditambahkan etanol (6 ml). reaksi yang diberikan ketiga tabung tersebut menghasilkan endapan yang berwarna putih.
















E.   KESIMPULAN

1.      Pereaksi millon ini bertujuan untuk mengetahui protein (mendeteksi keberadaan larutan protein), jika mengandung protein akan menghasilkan endapan putih dan endapan putih akan berubah menjadi merah bila dipanaskan terus-menerus.

2.      Pereaksi biuret bertujuan untuk mengetahui kandungan protein dalam suatu zat (makanan) jika mengandung protein akan berubah warna ungu.

3.      Uji pengendapan bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak endapan yang dihasilkan oleh larutan-larutan yang di uji kan dalam uji pengendapan ini.

2 komentar: