LAPORAN
PRAKTIKUM
“PENGUJIAN
SIFAT LEMAK dan MINYAK”
TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA
Jurusan
Peternakan
Program Studi
Produksi Ternak
Oleh
Lusi Nur Agustin
C31120390
Dosen
Dr. Ir. Rr.
Merry Muspita DU,MP
Nurkholis, MP
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Lemak
dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform
(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat larut dalam
pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas
yang sama dengan pelaut tersebut.
Lemak merupakan senyawa yang tidak
larut dalam air. Lemak adalah salah satu bentuk lipida dalam tubuh yang
berfungsi sebagai sumber energy. Lemak sederhana adalah merupakan ester dari
asam lemak. Hidrolis dari suatu lemak akan dihasilkan satu molekul gliserol dan
tiga molekul asam lemak. Lemak dan minyak keduanya adalah lemak sederhana,
perbedaannya terletak pada banyaknya ikatan rangkap (ketidak jenuhan).
Lemak dan minyak termasuk kelompok
lipid, pada umumnya bersifat tidak larut dalam air. Untuk pengertian sehari
hari lemak merupakan bahan padat dalam suhu kamar, sedangkan minyak dalam
bentuk cair pada suhu kamar. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar,
diantaranya disebabkan oleh kandungan yang tinggi akan asam lemak jenuh yang
secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur
yang lebih tinggi. Asam lemak jenuh yang terdapat di alam adalah asam palmitat
dan asam asetat.
Minyak merupakan bahan cair
diantaranya disebabkan rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tinggi
kandungan asam lemak yang tidak jernih, yang memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap diantara atom atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang
rendah untuk menghilangkan ikatan rangkap bisa dilakukan dengan cara
hidrogenasi yang dapat merubah dari bentuk cair berbentuk padat.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.
LEMAK dan MINYAK
Lemak dan minyak adalah salah satu
kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat
di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan
hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan
di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut
tersebut
A.
LEMAK
Lemak
adalah kelompok ikatan organik yang terdiri atas unsure-unsur Carbon (C),
Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat
pelarut tertentu, seperti petroleum benzene, ether. Lemak yang mempunyai titik
lebur rendah bersifat cair. (Sediaoetama, 1989).
Lemak
adalah bahan-bahan yang mengandung asam lemak, baik ada yang dalam bentuk cair
dalam temperatur biasa maupun ada dalam bentuk padat.lemak cair dalam
temperatur biasa disebut minyak (oil), sedangkan yang berbentuk padat disebut
lemak (fat).
Struktur
kimia lemak terdiri dari ikatan antara asam lemak dan gliserol. Sifat lemak
larut dalam pelarut non polar, seperti etanol, ether, kloroform, dan benzene.
(Sunita Almatsier, 2004).
Lemak
merupakan bahan padat pada suhu ruang disebabkan kandungannya yang tinggi akan
asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik
lebur yang lebih tinggi, sedangkan minyak merupakan bahan cair pada suhu ruang
disebabkan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu
atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai
titik lebur yang rendah (Winarno, 1992).
Lemak merupakan bahan padat dalam
suhu kamar, lemak ini mempunyai komposisi asam stearat dan asam palminat yang
memiliki titik lebur lebih tinggi, lemak ini juga disebut sebagai asam lemak
jenuh.
Sifat-sifat penting dalam lemak:
·
Pada
pemanasan tertentu akan terjadi pencairan secara perlahan
·
Jika
dipanaskan secara berlebihan, pada awalnya akan mengeluarkan asam yang disusul
dengan memijar dan akhirnya terbakar.
·
Dengan
udara dan air akan terbentuk emulsi, globula lemak akan muncul pada sejumlah
air yang besar, seperti yang terjadi pada santan dan susu. Sedangkan droplet
air akan timbul pada beberapa lemak misalnya dalam mentega.
·
Sebagai
bahan pelicin dalam makanan. Ketika makan roti akan lebih mudah ditelan jika
diberi olesan lemak.
·
Sebagai
shortening agent, dimana jika lemak bercampur dengan protein dalam
daging akan dapat mengempukkan (melunakkan) daging.
B.
Minyak
Minyak adalah istilah umum
untuk semua cairan organik yang tidak larut/bercampur
dalam air
(hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang
dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak'
biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk
olahannya: minyak tanah (kerosena). Namun demikian, kata
ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan
(misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai
pelumas (misalnya minyak rem),
sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya
minyak nilam).
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa
organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter
(C2H5OC2H5), Kloroform
(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.
Minyak merupakan senyawaan trigliserida
atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi minyak juga
merupakan senyawaan ester.
Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol.
Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon
yang panjang dan tidak bercabang.
Dilihat dari asalnya terdapat dua
golongan besar minyak: minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak hewani), dan minyak yang
diperoleh dari kegiatan penambangan
(minyak bumi).
Minyak yang dijumpai di pasaran dapat berupa zat murni, tetapi umumnya
adalah larutan/campuran. Proses
pengolahan minyak murni (penyulingan / kilang minyak)
biasanya mencakup pemisahan dari bahan-bahan residu diikuti dengan pendinginan
(kondensasi).Proses pencampuran dengan bahan-bahan tertentu jika diperlukan
dapat dilakukan setelahnya.
Dalam pembentukkan minyak, enzim denaturase akan membantu memasukkan
ikatan rangkap pada posisi tertentu di rantai asam lemak. Enzim akan terus
bekerja berurutan hingga menghasilkan produk akhir yaitu minyak
C. Klasifikasi Lemak dan Minyak
a.
Berdasarkan
strukturnya
·
Lemak sederhana (simple lipids). Ester
lemak – alkohol
Contohnya :
ester gliserida, lemak, dan malam.
·
Lemak komplek (composite lipids &
sphingolipids). Ester lemak – non alkohol
Contohnya :
fosfolipid, glikolipid, aminolipid, lipoprotein.
·
Turunan lemak (derived lipids)
Contohnya : asam lemak, gliserol, keton, hormon, vitamin larut lemak,
steroid, karotenoid, aldehid asam lemak, lilin dan hidrokarbon.
b.
Berdasarkan kejenuhannya
·
Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada
rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat
cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga
biasanya berwujud padat. Contohnya ialah : asam butirat, asam palmitat, asam
stearat.
·
Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan
rangkap pada rantai hidrokarbonnya . asam lemak dengan lebih dari satu ikatan
dua tidak lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut
poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda (poli-unsaturat) cenderung
berbentuk minyak. Contohnya ialah : asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
c.
Berdasarkan
sifat mengering
·
Minyak mengering (drying oil)
Minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika kena oksidasi , dan akan
berubah menjadi lapisan tebal , bersifat kental dan membentuk sejenis selaput
jika dibiarkan di udara terbuka. Contoh: minyak kacang kedelai, minyakbiji
karet
·
Minyak setengah mengering (semi-drying oil)
Minyak yang mempunyai daya mengering yang lebih lambat. Contohnya: minyak
biji kapas minyak bunga matahari
·
Minyak tidak mengering (non drying oil)
Contohnya : minyak zaitun, minyak buah persik, minyak kacang, dan minyak
sapi.
D. Sifat-sifat kimia Minyak dan Lemak
1)
Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari
trigliserida,menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi atau
penukaran ester yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.
2)
Hidrolisa
Dalam
reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas
dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Ini
terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
3)
penyabunan
Reaksi ini
dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila
penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan
gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
4)
Hidrogenasi
Proses
hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak
pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai , minyak didinginkan
dan katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya adalah minyak yang
bersifat plastis atau keras , tergantung pada derajat kejenuhan.
5)
Pembentukan keton
Keton
dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa esterr.
6)
Oksidasi
Oksidasi
dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan lemak atau
minyak . terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada
lemak atau minyak.
E. Perbedaan Antara Lemak dan Minyak
Perbedaan antara lemak dan minyak antara
lain, yaitu:
·
Pada temoperatur
kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair,
·
Gliserrida pada
hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa miyak
(minyak nabati).
Komponen minyak terdiri
dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak tak jenuh sedangkan komponen
lemak memiliki asam lemak jenuh.
2.
BENSIN
Bensin, atau Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan Kanada) adalah cairan bening, agak kekuning-kuningan, dan
berasal dari pengolahan minyak bumi yang sebagian
besar digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam. Bensin juga dapat digunakan sebagai pelarut, terutama karena
kemampuannya yang dapat melarutkan cat. Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon alifatik yang
diperkaya dengan iso-oktana atau benzena untuk menaikkan nilai oktan. Kadang-kadang, bensin juga dicampur dengan etanol sebagai bahan bakar
alternatif.
Bensin diproduksi di kilang minyak. Material yang dipisahkan dari minyak mentah
lewat distilasi,
belum dapat memenuhi standar bahan bakar untuk mesin-mesin modern. Material ini
nantinya akan menjadi campuran hasil akhir.
Semua bensin terdiri dari hidrokarbon,
dengan atom
karbon
berjumlah antara 4 sampai 12 (biasanya disebut C4 sampai C12).
3.
LARUTAN ETER
Eter adalah suatu senyawa organik
yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil maupun aril.[1]
Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut
dan anestetik
dietil eter
(etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3).
Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini
merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat
dan lignin.
Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-O
sekitar 140 pm. Sawar rotasi ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen
pada senyawa eter adalah sp3.
Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang
berada pada posisi alfa relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada
hidrogen senyawa hidrokarbon. Walau demikian, hidrogen ini kurang asam
dibandingkan dengan alfa hidrogen keton.
4.
LARUTAN
NATRIUM CARBONAT
Natrium karbonat (juga
dikenal sebagai mencuci soda atau
soda abu), Na2CO3 adalah garam natrium dari asam karbonat. Ini paling
sering terjadi sebagai heptahidrat
kristal, yang siap effloresces untuk membentuk bubuk putih, monohidrat. Natrium karbonat dalam
negeri terkenal untuk digunakan
sehari-hari sebagai pelunak air. Hal ini dapat diekstraksi
dari abu banyak tanaman. Hal ini sintetis diproduksi dalam jumlah besar dari garam (natrium klorida) dan batu kapur dalam proses yang dikenal sebagai proses
Solvay.
BAB III
TABEL
PENGAMATAN
No
|
Jenis Larutan
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Minyak
+ aquades
|
Pada
waktu dihomogenkan, kedua percobaan terdapat gelembung serta setelah
didiamkan terjadi gumpalan yang disebabkan oleh minyak.
|
2
|
Minyak
+ bensin
|
Pada
saat dilakukan dua percobaan kemudian dihomogenkan, kedua larutan menyatu
dengan sempurna.
|
3
|
Minyak
+ Na2Co3
|
Pada
saat dilakukan homogenisasi, kedua percobaan terdapat gelembung serta tidak
dapat menyatu, setelah didiamkan, terjadi penggumpalan dengan warna putih
|
4
|
Minyak
+ eter
|
Pada
saat di homogenisas, kedua percobaan dengan dua larutan menyatu dengan sangat
sempurna, dengan warna larutan berwarna putih.
|
BAB IV
PEMBAHASAN
©
Tabung 1
Larutan aquades
yang kemudian di campurkan dengan larutan minyak sebelum di homogenkan, kedua
larutan tidak dapat menyatu. Kedua larutan dapt dibedakan dengan sangat mudah.
Larutan aquades terletak di bawah minyak. Setelah dihomogenkan, kedua larutan
tetap tidak dapat menyatu. Di tandai dengan adanya gelembung yang merupakan
berasal dari larutan minyak. Kemudian larutan tersebut terjadi penggumpalan
yang dihasilkan oleh minyak.
©
Tabung 2
Larutan bensin yang
campurkan dengan larutan minyak langsung menyatu hampir sempurna. Ditandai
dengan tidak adanya perubahan pada larutan. Setelah dihomogenkan, kedua larutan
menyatu dengan sempurna. Bensin dan minyak dapat menyatu karena kedua larutan berasal
dari pengolahan minyak bumi yang menyebabkan
kedua larutan mudah menyatu dengan sempurna.
©
Tabung 3
Larutan Na2Co3 yang dicampurkan
dengan larutan minyak tidak dapat menyatu. Setelah dihomogenkan, kedua larutan
juga tidak dapat menyatu yang ditandai dengan terjadinya gelembung yang disebabkan
oleh larutan minyak. larutan kedua tersebut tidak dapat menyatu karena Natrium karbonat
dalam negeri terkenal untuk digunakan sehari-hari sebagai pelunak air buka sebagai pelunak minyak yang
menyebabkan tidak dapat menyatu.
©
Tabung
4
Larutan eter yang
dicampurkan dengan larutan minyak menyatu dengan sempurna ditandai dengan
berwarna putih yang disebabkan oleh kedua larutan tersebut. Setelah
dihomogenkan, kedua larutan menyatu dengan sempurna yang ditandai dengan tidak
ada perbedaan antara kedua larutan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
Pada setiap percobaan yang dilakukan,
percobaan pada tabung 1 dan 3 mengalami perubahan yang hamper sama yaitu pada
saat di homogenkan terjadi gelembung yang disebabkan oleh minyak dan saat di
diamkan terjadi gumpalan. Perbedaannya yaitu pada warna pada tabung 1 putih
keruh, pada tabung 3 putih susu.
Pada tabung 2 dan 4 mengalami perubahan
yang sama juga yaitu sama menyatu dengan sempurna, tetapi lebih sempurna dari
tabung 4 dan warna yang di hasilkan berwarna putih jernih. Pada tabung 2
berwarna kuning yang di sebabkan oleh warna bensin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar